medcom.id, Jakarta: Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri terus mengusut dugaan penganiayaan yang diduga dilakukan anggota DPR RI Masinton Pasaribu pada tenaga ahlinya, Dita Aditia Ismawati. Pekan ini dua orang tersebut bakal diperiksa terkait kasus itu.
Dita rencananya diperiksa, Kamis 4 Februari ini. "Dipanggil penyidik sebagai saksi, yakni pelapor dan temannya," kata Kabag Penum Polri Kombes Suharsono di Lapangan Bayangkara Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (2/2/2016).
Suharsono tidak mau membeberkan yang dimaksud teman pelapor. Tapi, kata dia, surat pemanggilan pada keduanya sudah dilayangkan.
"Bareskrim sudah buat tim, kegiatan hari ini membuat dan mengantarkkan surat panggilan ke pelapor dan temannya pelapor," jelas Suharsono.
Dita diduga dipukul Masinton lantaran ada persawalaan di mobil. Ada dua versi soal dugaan pemukulan ini. Sekretaris DPW Partai NasDem DKI Jakarta Wibi Andrino mengatakan Dita adalah pengurus Partai NasDem DKI. Karena itu, ia menemani Dita melaporkan Masinton ke Bareskrim.
Dita Aditia saat melapor ke LBH Apik (MTVN.Githa)
Wibi mengatakan, pemukulan oleh Masinton kepada Dita berawal perdebatan kedua orang itu soal somasi NasDem kepada Masinton. NasDem menggugat pernyataan Masinton yang menyebut ada pertarungan Ketua Umum NasDem Surya Paloh dengan Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo dalam penyelidikan kasus pajak PT Mobile 8 (Fren).
Selain politikus, Hary Tanoe juga bos MNC Group. PT Mobile 8 merupakan perusahaan milik MNC Group, namun pada 2010 Fren mengakuisisi saham PT Smart Telecom. Di tengah persawalaan, kata Wibi, Masinton memukul Dita.
Keterangan berbeda disampaikan tenaga ahli Masinton Pasaribu, Abraham Leo Tanditasik. Abraham mengatakan, memar di wajah Dita akibat berbenturan dengan tangannya. Beberapa waktu lalu, Abraham mengendarai mobil. Dita duduk di samping Abraham.
Tiba-tiba, menurut keterangan Abraham, Dita menarik setir mobil. Abraham berusaha mengendalikan laju kendaraan, secara tak sengaja tangannya mengenai wajah Dita.
medcom.id, Jakarta: Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri terus mengusut dugaan penganiayaan yang diduga dilakukan anggota DPR RI Masinton Pasaribu pada tenaga ahlinya, Dita Aditia Ismawati. Pekan ini dua orang tersebut bakal diperiksa terkait kasus itu.
Dita rencananya diperiksa, Kamis 4 Februari ini. "Dipanggil penyidik sebagai saksi, yakni pelapor dan temannya," kata Kabag Penum Polri Kombes Suharsono di Lapangan Bayangkara Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (2/2/2016).
Suharsono tidak mau membeberkan yang dimaksud teman pelapor. Tapi, kata dia, surat pemanggilan pada keduanya sudah dilayangkan.
"Bareskrim sudah buat tim, kegiatan hari ini membuat dan mengantarkkan surat panggilan ke pelapor dan temannya pelapor," jelas Suharsono.
Dita diduga dipukul Masinton lantaran ada persawalaan di mobil. Ada dua versi soal dugaan pemukulan ini. Sekretaris DPW Partai NasDem DKI Jakarta Wibi Andrino mengatakan Dita adalah pengurus Partai NasDem DKI. Karena itu, ia menemani Dita melaporkan Masinton ke Bareskrim.
Dita Aditia saat melapor ke LBH Apik (MTVN.Githa)
Wibi mengatakan, pemukulan oleh Masinton kepada Dita berawal perdebatan kedua orang itu soal somasi NasDem kepada Masinton. NasDem menggugat pernyataan Masinton yang menyebut ada pertarungan Ketua Umum NasDem Surya Paloh dengan Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo dalam penyelidikan kasus pajak PT Mobile 8 (Fren).
Selain politikus, Hary Tanoe juga bos MNC Group. PT Mobile 8 merupakan perusahaan milik MNC Group, namun pada 2010 Fren mengakuisisi saham PT Smart Telecom. Di tengah persawalaan, kata Wibi, Masinton memukul Dita.
Keterangan berbeda disampaikan tenaga ahli Masinton Pasaribu, Abraham Leo Tanditasik. Abraham mengatakan, memar di wajah Dita akibat berbenturan dengan tangannya. Beberapa waktu lalu, Abraham mengendarai mobil. Dita duduk di samping Abraham.
Tiba-tiba, menurut keterangan Abraham, Dita menarik setir mobil. Abraham berusaha mengendalikan laju kendaraan, secara tak sengaja tangannya mengenai wajah Dita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TII)