Jakarta: Menkopolhukam Wiranto menanggapi permintaan tokoh muda Nduga, Papua, Samuel Tabuni, agar menarik pasukan dari kampung halamannya. Wiranto menyanggupi dengan syarat.
"Kalau keadaan kondusif, serangan-serangan dari oknum bersenjata di Papua tidak ada, saya jamin ditarik," kata Wiranto di Kantor Kemenkopolhukam, Jumat, 30 Agustus 2019.
Menurutnya, saat ini permintaan itu belum bisa dilakukan. Sebab situasi masih belum sepenuhnya kondusif, masih butuh pengawalan dari aparat untuk memastikan situasi benar-benar kondusif.
"Kalau sudah tenang tidak ada serangan, tidak ada gangguan keamanan, jam itu juga saya minta, saya menyarankan Presiden untuk Panglima TNI menarik pasukan dari Nduga," kata Wiranto.
Dia melihat, saat ini yang perlu dikedepankan adalah dialog bersama seperti yang dilakukan bersama perwakilan Papua, termasuk dengan Samuel. Wiranto meyakinkan yang dilakukan aparat keamanan di sana untuk mengawal agar tak ada kerusuhan lagi.
"Dikirim ke sana karena ingin mengamankan masyarakat dari kegiatan kriminal dari teman-teman yang belum sadar," ujar Wiranto.
Pasalnya, kata dia, demonstrasi berujung kericuhan bukan solusi untuk permasalahan di Papua dan Papua Barat. Ia meyakinkan sudah ada dialog dan hal itu disampaikan langsung pada Jokowi.
"Saya yakin Presiden Jokowi untuk yang kedua kalinya nanti lebih paham betul bagaimana bisa membangun Papua ini," imbuh Wiranto.
Kesepakatan dialog yakni meminta semua pihak cooling down. Supaya suasana kondusif dan permasalahan di sana bisa dicarikan solusi. Sehingga tak mendahulukan kerusuhan, namun pembangunan.
"Yang utama adalah bagaimana kita segera mengakhir suasana yang tegang, panas, menjadi kembali tenang, kembali pulih, kembali stabil," pungkas Wiranto.
Jakarta: Menkopolhukam Wiranto menanggapi permintaan tokoh muda Nduga, Papua, Samuel Tabuni, agar menarik pasukan dari kampung halamannya. Wiranto menyanggupi dengan syarat.
"Kalau keadaan kondusif, serangan-serangan dari oknum bersenjata di Papua tidak ada, saya jamin ditarik," kata Wiranto di Kantor Kemenkopolhukam, Jumat, 30 Agustus 2019.
Menurutnya, saat ini permintaan itu belum bisa dilakukan. Sebab situasi masih belum sepenuhnya kondusif, masih butuh pengawalan dari aparat untuk memastikan situasi benar-benar kondusif.
"Kalau sudah tenang tidak ada serangan, tidak ada gangguan keamanan, jam itu juga saya minta, saya menyarankan Presiden untuk Panglima TNI menarik pasukan dari Nduga," kata Wiranto.
Dia melihat, saat ini yang perlu dikedepankan adalah dialog bersama seperti yang dilakukan bersama perwakilan Papua, termasuk dengan Samuel. Wiranto meyakinkan yang dilakukan aparat keamanan di sana untuk mengawal agar tak ada kerusuhan lagi.
"Dikirim ke sana karena ingin mengamankan masyarakat dari kegiatan kriminal dari teman-teman yang belum sadar," ujar Wiranto.
Pasalnya, kata dia, demonstrasi berujung kericuhan bukan solusi untuk permasalahan di Papua dan Papua Barat. Ia meyakinkan sudah ada dialog dan hal itu disampaikan langsung pada Jokowi.
"Saya yakin Presiden Jokowi untuk yang kedua kalinya nanti lebih paham betul bagaimana bisa membangun Papua ini," imbuh Wiranto.
Kesepakatan dialog yakni meminta semua pihak
cooling down. Supaya suasana kondusif dan permasalahan di sana bisa dicarikan solusi. Sehingga tak mendahulukan kerusuhan, namun pembangunan.
"Yang utama adalah bagaimana kita segera mengakhir suasana yang tegang, panas, menjadi kembali tenang, kembali pulih, kembali stabil," pungkas Wiranto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)