medcom.id, Jakarta: Mabes Polri menduga warga negara Indonesia bergabung dengan kelompok ISIS karena motif ekonomi. ISIS menawarkan bayaran cukup tinggi kepada mereka yang ingin bergabung.
Menurut Kadiv Humas Mabes Polri, Brigjen Anton Charliyan, ISIS berani membayar puluhan, bahkan hingga ratusan juta bagi yang ingin bergabung dengan kelompok radikal itu.
"Informasinya, orang Indonesia masuk ke sana karena motif ekonomi sebagai tentara bayaran, dari Rp20 juta sampai Rp150 juta per bulan," kata Anton, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (18/3/2015).
Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Rikwanto, menambahkan informasi terkait ISIS melalui internet disebut tidak memiliki pengaruh besar untuk mengajak setiap orang bergabung sebagai tentara.
Menurut Rikwanto, publik tidak memahami secara rinci mengenai pergerakan dan organisasi ISIS. Iming-iming dapat berjihad sebagai amal dan faktor ekonomi yang mendorong mereka mau bergabung dengan ISIS.
"Kemungkinan dari mereka sudah dicuci otak untuk bisa mendapatkan kehidupan yang layak, berjihad, melakukan ibadah Islam secara kaffah, sehingga mereka mau eksodus ke sana dan tidak mau kembali," terang Rikwanto.
medcom.id, Jakarta: Mabes Polri menduga warga negara Indonesia bergabung dengan kelompok ISIS karena motif ekonomi. ISIS menawarkan bayaran cukup tinggi kepada mereka yang ingin bergabung.
Menurut Kadiv Humas Mabes Polri, Brigjen Anton Charliyan, ISIS berani membayar puluhan, bahkan hingga ratusan juta bagi yang ingin bergabung dengan kelompok radikal itu.
"Informasinya, orang Indonesia masuk ke sana karena motif ekonomi sebagai tentara bayaran, dari Rp20 juta sampai Rp150 juta per bulan," kata Anton, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (18/3/2015).
Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Rikwanto, menambahkan informasi terkait ISIS melalui internet disebut tidak memiliki pengaruh besar untuk mengajak setiap orang bergabung sebagai tentara.
Menurut Rikwanto, publik tidak memahami secara rinci mengenai pergerakan dan organisasi ISIS. Iming-iming dapat berjihad sebagai amal dan faktor ekonomi yang mendorong mereka mau bergabung dengan ISIS.
"Kemungkinan dari mereka sudah dicuci otak untuk bisa mendapatkan kehidupan yang layak, berjihad, melakukan ibadah Islam secara kaffah, sehingga mereka mau eksodus ke sana dan tidak mau kembali," terang Rikwanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)