medcom.id, Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), dan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) membeberkan rekam jejak calon Kepala Kepolisian RI Komjen Tito Karnavian dalam rapat dengar Komisi III DPR RI. Ketiga institusi menyatakan Ketua Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) itu tidak punya masalah.
Pertanyaan anggota Komisi III beralih ke soal senioritas di Korps Bhayangkara. Sebab, pencalonan Tito sebagai kapolri melangkahi lima angkatan. Anggota Komisi III dari Gerindra Wenny Warou mempertanyakan kepada Ketua Kompolnas Luhut Binsar Panjaitan alasan menunjuk Tito sebagai calon kapolri.
Luhut menjelaskan persoalan senioritas sudah dipikirkan Kompolnas sebelum mengajukan nama Tito kepada Presiden Joko Widodo. Dia menyampaikan, senior atau junior bukan masalah.
Hasil analisis Kompolnas, Tito sangat menghormati para jenderal di atasnya. "Pak Tito itu humble dan menjaga perkawanan dengan baik, tetapi dia teguh pada pimpinannya," kata Luhut di Gedung Parlemen, Jakarta Pusat, Selasa (21/6/2016).
Anggota Kompolnas Yotje Bekto mengatakan, senioritas merupakan kultur dalam organisasi. Dia memastikan tidak pernah ada gejolak luar biasa di internal Kepolisian soal senioritas.
"Soal senioritas, nanti akan diselesaikan secepatnya," ujar Yotje.
Dalam rapat dengar pendapat itu, fraksi-fraksi tidak mempersoalkan penunjukan Tito sebagai calon kapolri. Apalagi tiga institusi menyatakan rekam jejak mantan Kapolda Papua itu tidak ada masalah.
"Karena tidak ada yang aneh, jadi selesai sudah. Besok kami akan mengunjungi rumah Pak Tito," ujar pimpinan rapat yang juga Ketua Komisi III Bambang Soesatyo.
Tito lulus Akademi Kepolisian pada 1987. Selain Tito, nama yang disodorkan sebagai calon kapolri adalah Komjen Budi Gunawan (Wakapolri/Akpol 1983), Komjen Budi Waseso (Kepala BNN/Akpol 1984), dan Komjen Dwi Priyatno (Irwasum/Akpol 1982).
Komjen Tito Karnavian merupakan mantan Kapolda Metro Jaya. Belum setahun menjabat Kapolda, Tito mendapat promosi dan ditunjuk sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Bersinggungan dengan terorisme bukanlah hal baru bagi Tito. Ia sempat bergabung dengan tim yang berhasil membongkar jaringan teroris pimpinan Noordin M Top. Ia didapuk menjadi Kepala Densus 88 Antiteror Mabes Polri karena prestasinya itu.
Prestasi lain Tito juga tak bisa dipandang sebelah mata. Tito menjadi lulusan Akpol 1987 pertama yang telah mampu menembus pangkat jenderal bintang tiga.
Tito termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Bareskrim, yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005.
Dia mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, Idham Azis, Petrus Reinhard Golose, serta Rycko Amelza Dahniel, dkk.
medcom.id, Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), dan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) membeberkan rekam jejak calon Kepala Kepolisian RI Komjen Tito Karnavian dalam rapat dengar Komisi III DPR RI. Ketiga institusi menyatakan Ketua Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) itu tidak punya masalah.
Pertanyaan anggota Komisi III beralih ke soal senioritas di Korps Bhayangkara. Sebab, pencalonan Tito sebagai kapolri melangkahi lima angkatan. Anggota Komisi III dari Gerindra Wenny Warou mempertanyakan kepada Ketua Kompolnas Luhut Binsar Panjaitan alasan menunjuk Tito sebagai calon kapolri.
Luhut menjelaskan persoalan senioritas sudah dipikirkan Kompolnas sebelum mengajukan nama Tito kepada Presiden Joko Widodo. Dia menyampaikan, senior atau junior bukan masalah.
Hasil analisis Kompolnas, Tito sangat menghormati para jenderal di atasnya. "Pak Tito itu
humble dan menjaga perkawanan dengan baik, tetapi dia teguh pada pimpinannya," kata Luhut di Gedung Parlemen, Jakarta Pusat, Selasa (21/6/2016).
Anggota Kompolnas Yotje Bekto mengatakan, senioritas merupakan kultur dalam organisasi. Dia memastikan tidak pernah ada gejolak luar biasa di internal Kepolisian soal senioritas.
"Soal senioritas, nanti akan diselesaikan secepatnya," ujar Yotje.
Dalam rapat dengar pendapat itu, fraksi-fraksi tidak mempersoalkan penunjukan Tito sebagai calon kapolri. Apalagi tiga institusi menyatakan rekam jejak mantan Kapolda Papua itu tidak ada masalah.
"Karena tidak ada yang aneh, jadi selesai sudah. Besok kami akan mengunjungi rumah Pak Tito," ujar pimpinan rapat yang juga Ketua Komisi III Bambang Soesatyo.
Tito lulus Akademi Kepolisian pada 1987. Selain Tito, nama yang disodorkan sebagai calon kapolri adalah Komjen Budi Gunawan (Wakapolri/Akpol 1983), Komjen Budi Waseso (Kepala BNN/Akpol 1984), dan Komjen Dwi Priyatno (Irwasum/Akpol 1982).
Komjen Tito Karnavian merupakan mantan Kapolda Metro Jaya. Belum setahun menjabat Kapolda, Tito mendapat promosi dan ditunjuk sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Bersinggungan dengan terorisme bukanlah hal baru bagi Tito. Ia sempat bergabung dengan tim yang berhasil membongkar jaringan teroris pimpinan Noordin M Top. Ia didapuk menjadi Kepala Densus 88 Antiteror Mabes Polri karena prestasinya itu.
Prestasi lain Tito juga tak bisa dipandang sebelah mata. Tito menjadi lulusan Akpol 1987 pertama yang telah mampu menembus pangkat jenderal bintang tiga.
Tito termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Bareskrim, yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005.
Dia mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, Idham Azis, Petrus Reinhard Golose, serta Rycko Amelza Dahniel, dkk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TRK)