Jakarta: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membantah merekomendasikan Haris Hasanudin menjadi Kepala Kemenag Jatim. Dia pun heran namanya disebut mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy (Romi).
Bagi pakar hukum, Mahfud MD, rekomendasi merupakan satu hal yang biasa. Rekomendasi itu menurutnya tak memiliki hubungan dengan Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kan tidak ada pengaruhnya juga. Wong ini soal OTT kok, bukan soal siapa merekomendasi siapa," kata Mahfud di Hotel Treva, Jakarta Pusat, Minggu 24 Maret 2019.
Mahfud yang pernah menjabat sebagai ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini menilai rekomendasi itu adalah hal yang lumrah. Dia pun sering melakukan hal tersebut.
"Kalau rekomendasi menitipkan orang, saya pun sering loh nitip orang. Misalnya, mau masuk strata tiga itu kan malah ada syaratnya, tolong ini diterima saya kenal anak ini, bagus boleh rekomendasi," ujar Mahfud.
Baca: Khofifah Siap Dipanggil KPK Terkait Tudingan Romahurmuziy
Menurutnya, terjadi kesalahan, jika ada suap dalam rekomendasi tersebut. Hal itulah yang membuat KPK menjalankan OTT.
"Jadi yang masalah penyuapan sampai kena OTT. Bukan soal rekomendasinya," pungkasnya.
Sebelumnya Romi mengaku hanya meneruskan aspirasi soal pengisian jabatan di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) Jatim. Menurut Romi, banyak pihak yang menganggap dirinya sebagai orang yang bisa meyampaikan aspirasi tersebut kepada pihak-pihak yang memang memiliki kewenangan.
Romi mencontohkan soal jabatan Haris Hasanudin sebagai Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Timur. Kata Romi, pihaknya mendapat rekomendasi terkait Haris dari Gubernur Jatim Khofifah dan Kiai Asep Saifuddin Chalim.
"Kemudian Ibu Khofifah Indar Parawansa, beliau gubernur terpilih yang jelas-jelas mengatakan, ‘Mas Rommy, percayalah dengan Haris karena Haris ini orang yang pekerjaannya bagus. Sebagai gubernur terpilih pada waktu itu beliau mengatakan ‘kalau Mas Haris saya sudah kenal kinerjanya, sehingga ke depan sinergi dengan pemprov itu lebih baik," ujar Romi.
Jakarta: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membantah merekomendasikan Haris Hasanudin menjadi Kepala Kemenag Jatim. Dia pun heran namanya disebut mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy (Romi).
Bagi pakar hukum, Mahfud MD, rekomendasi merupakan satu hal yang biasa. Rekomendasi itu menurutnya tak memiliki hubungan dengan Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kan tidak ada pengaruhnya juga.
Wong ini soal OTT kok, bukan soal siapa merekomendasi siapa," kata Mahfud di Hotel Treva, Jakarta Pusat, Minggu 24 Maret 2019.
Mahfud yang pernah menjabat sebagai ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini menilai rekomendasi itu adalah hal yang lumrah. Dia pun sering melakukan hal tersebut.
"Kalau rekomendasi menitipkan orang, saya pun sering loh nitip orang. Misalnya, mau masuk strata tiga itu kan malah ada syaratnya, tolong ini diterima saya kenal anak ini, bagus boleh rekomendasi," ujar Mahfud.
Baca: Khofifah Siap Dipanggil KPK Terkait Tudingan Romahurmuziy
Menurutnya, terjadi kesalahan, jika ada suap dalam rekomendasi tersebut. Hal itulah yang membuat KPK menjalankan OTT.
"Jadi yang masalah penyuapan sampai kena OTT. Bukan soal rekomendasinya," pungkasnya.
Sebelumnya Romi mengaku hanya meneruskan aspirasi soal pengisian jabatan di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) Jatim. Menurut Romi, banyak pihak yang menganggap dirinya sebagai orang yang bisa meyampaikan aspirasi tersebut kepada pihak-pihak yang memang memiliki kewenangan.
Romi mencontohkan soal jabatan Haris Hasanudin sebagai Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Timur. Kata Romi, pihaknya mendapat rekomendasi terkait Haris dari Gubernur Jatim Khofifah dan Kiai Asep Saifuddin Chalim.
"Kemudian Ibu Khofifah Indar Parawansa, beliau gubernur terpilih yang jelas-jelas mengatakan, ‘Mas Rommy, percayalah dengan Haris karena Haris ini orang yang pekerjaannya bagus. Sebagai gubernur terpilih pada waktu itu beliau mengatakan ‘kalau Mas Haris saya sudah kenal kinerjanya, sehingga ke depan sinergi dengan pemprov itu lebih baik," ujar Romi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(YDH)