Jakarta: Sepekan sudah kasus dugaan pembunuhan terhadap Editor Metro TV Yodi Prabowo berjalan. Polisi mengaku menemui beberapa rintangan mengungkap pelaku pembunuh Yodi.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan masalah utama ialah jenazah Yodi saat ditemukan sudah mengalami proses pembusukan. Hasil autopsi menemukan jenazah Yodi sudah dibiarkan dua sampai tiga hari.
"Diperkirakan sekitar 8 Juli yang bersangkutan meninggal dunia dan 10 Juli baru ditemukan," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu, 18 Juli 2020.
Meski kondisi jenazah sudah mengalami pembusukan beberapa sidik jari yang menempel masih ada. Polisi berharap sidik jari itu menjadi petunjuk mengungkap kasus ini.
"Mudah-mudahan secepatnya ini hasil labfor khususnya sidik jari di pisau seperti yang kemarin teman-teman tanyakan," tutur Yusri.
(Baca: Sidik Jari Pelaku Pembunuh Yodi Prabowo Diselisik)
Masalah lain, kualitas kamera pengintai (CCTV) di sekitar lokasi penemuan jasad Yodi buram. Polisi masih mengolah CCTV di lokasi untuk mendapatkan gambar yang lebih jelas.
"Mudah-mudahan secepatnya ini kita buka, kemarin dari Laboratorium Lorensik sudah sampaikan insyallah bisa sudah bisa kebuka semua akan kita sampaikan pada teman-teman semua," tutur Yusri.
Polisi sudah memeriksa 29 saksi untuk membongkar pelaku pembunuh Yodi. Saksi terdiri atas kerabat, keluarga, dan beberapa rekan kerja Yodi.
Yusri meminta masyarakat bersabar. Polisi memerlukan waktu untuk berkonsentrasi membongkar teka-teki kasus ini.
Jenazah Yodi ditemukan pada Jumat siang, 10 Juli 2020. Jasad ditemukan tiga anak-anak yang sedang bermain layangan di pinggir jalan Tol JORR, tepatnya di Jalan Ulujami Raya, Pesanggarahan, Jakarta Selatan.
Temuan itu langsung dilaporkan ke Polsek Pesanggarahan. Hasil autopsi tim forensik Polri menemukan dua luka tusukan di dada kiri dan leher Yodi.
Jakarta: Sepekan sudah kasus dugaan pembunuhan terhadap Editor Metro TV Yodi Prabowo berjalan. Polisi mengaku menemui beberapa rintangan mengungkap pelaku pembunuh Yodi.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan masalah utama ialah jenazah Yodi saat ditemukan sudah mengalami proses pembusukan. Hasil autopsi menemukan jenazah Yodi sudah dibiarkan dua sampai tiga hari.
"Diperkirakan sekitar 8 Juli yang bersangkutan meninggal dunia dan 10 Juli baru ditemukan," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu, 18 Juli 2020.
Meski kondisi jenazah sudah mengalami pembusukan beberapa sidik jari yang menempel masih ada. Polisi berharap sidik jari itu menjadi petunjuk mengungkap kasus ini.
"Mudah-mudahan secepatnya ini hasil labfor khususnya sidik jari di pisau seperti yang kemarin teman-teman tanyakan," tutur Yusri.
(Baca:
Sidik Jari Pelaku Pembunuh Yodi Prabowo Diselisik)
Masalah lain, kualitas kamera pengintai (CCTV) di sekitar lokasi penemuan jasad Yodi buram. Polisi masih mengolah CCTV di lokasi untuk mendapatkan gambar yang lebih jelas.
"Mudah-mudahan secepatnya ini kita buka, kemarin dari Laboratorium Lorensik sudah sampaikan insyallah bisa sudah bisa kebuka semua akan kita sampaikan pada teman-teman semua," tutur Yusri.
Polisi sudah memeriksa 29 saksi untuk membongkar pelaku pembunuh Yodi. Saksi terdiri atas kerabat, keluarga, dan beberapa rekan kerja Yodi.
Yusri meminta masyarakat bersabar. Polisi memerlukan waktu untuk berkonsentrasi membongkar teka-teki kasus ini.
Jenazah Yodi ditemukan pada Jumat siang, 10 Juli 2020. Jasad ditemukan tiga anak-anak yang sedang bermain layangan di pinggir jalan Tol JORR, tepatnya di Jalan Ulujami Raya, Pesanggarahan, Jakarta Selatan.
Temuan itu langsung dilaporkan ke Polsek Pesanggarahan. Hasil autopsi tim forensik Polri menemukan dua luka tusukan di dada kiri dan leher Yodi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)