medcom.id, Jakarta: Polisi sedang memburu orang yang terkait peledakan bom rakitan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Lhokseumawe, Aceh. Orang tersebut diduga akan membantu pelarian narapidana lapas.
"Dari hasil pengembangan penyelidikan, dikatakan ada yang membantu (narapidana) melarikan diri. Satu sudah tertangkap. Satu lagi masih dalam pengejaran," kata Kapolda Aceh Irjen Rio Septianda Djambak di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (25/10/2016).
Ledakan di dalam Lapas Lhokseumawe menyebabkan tiga narapidana menjadi korban, yaitu MF, T, dan S. Namun, polisi belum bisa memastikan siapa narapidana yang memiliki kemapuan membuat bom.
"Masih lidik. Diduga kuat MF yang menjadi perakit, lantaran dia terluka paling parah. Tapi, belum tentu juga," ujar Rio.
(Baca: Ledakan di Lapas Lhokseumawe Akibatkan Satu Orang Kritis)
Rio menjelaskan, bom meledak pada 23 Oktober, sekira pukul 14.30 WIB. Saat itu, para napi baru rampung makan siang.
Dua narapidana menemukan bom rakitan itu di dalam saluran air, saat hendak mengambil minum di tempat penampungan air di bagian belakang Lapas. Tiba-tiba bom meledak.
(Baca: Korban Ledakan di Lapas Lhokseumawe Bisa Merakit Bom)
Sementara itu, kata Rio, pihaknya telah melakukan penyisiran dan sterilisasi di Lapas Lhokseumawe untuk mengantisipasi adanya bom lain. Hasilnya, polisi menemukan sejumlah alat bukti berupa bahan untuk merkait bom.
medcom.id, Jakarta: Polisi sedang memburu orang yang terkait peledakan bom rakitan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Lhokseumawe, Aceh. Orang tersebut diduga akan membantu pelarian narapidana lapas.
"Dari hasil pengembangan penyelidikan, dikatakan ada yang membantu (narapidana) melarikan diri. Satu sudah tertangkap. Satu lagi masih dalam pengejaran," kata Kapolda Aceh Irjen Rio Septianda Djambak di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (25/10/2016).
Ledakan di dalam Lapas Lhokseumawe menyebabkan tiga narapidana menjadi korban, yaitu MF, T, dan S. Namun, polisi belum bisa memastikan siapa narapidana yang memiliki kemapuan membuat bom.
"Masih lidik. Diduga kuat MF yang menjadi perakit, lantaran dia terluka paling parah. Tapi, belum tentu juga," ujar Rio.
(Baca: Ledakan di Lapas Lhokseumawe Akibatkan Satu Orang Kritis)
Rio menjelaskan, bom meledak pada 23 Oktober, sekira pukul 14.30 WIB. Saat itu, para napi baru rampung makan siang.
Dua narapidana menemukan bom rakitan itu di dalam saluran air, saat hendak mengambil minum di tempat penampungan air di bagian belakang Lapas. Tiba-tiba bom meledak.
(Baca: Korban Ledakan di Lapas Lhokseumawe Bisa Merakit Bom)
Sementara itu, kata Rio, pihaknya telah melakukan penyisiran dan sterilisasi di Lapas Lhokseumawe untuk mengantisipasi adanya bom lain. Hasilnya, polisi menemukan sejumlah alat bukti berupa bahan untuk merkait bom.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(NIN)