medcom.id, Jakarta: Penertiban kawasan Bukit Duri di bantaran Kali Ciliwung bakal dilukan hari ini. Puluhan warga yang menolak penertiban lakukan aksi damai di kawasan tersebut.
Pantauan Metrotvnews.com, pukul 06.30 WIB, puluhan petugas kepolisian dari Polres Jakarta Timur bersiaga di sepanjang Jalan Jatinegara Barat. Sementara, petugas Satpol PP belum tampak di lokasi.
Suasana tiba-tiba riuh pecah, ketika puluhan warga dari arah RT 06/12 Bukit Duri berpakaian serba putih dan membawa spanduk penolakan. Diketahui, massa berasal dari warga yang mengajukan class action di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan PTUN.
"Allahuakbar..Allahuakbar..Allahuakbar, tolak robot penggusur," terika warga sambil menyanyikan yel-yel di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2016).
Tokoh masyarakat dan pendiri Sanggar Saung Merdeka Ciliwung Romo Sandiawan menjadi orator dalam aksi tersebut. Romo menyebut, aksi yang digelar pagi ini adalah bentuk sikap tak gentar warga terhadap penertiban yang dilakukan Pemprov DKI.
"Kita menyelenggarakan acara Demo Budaya Bukit Duri Tak Jera. Kami tak pernah takut. Kami tidak akan berhenti sampai di sini. Yang mempunyai iman akan membongkar hati nurani," teriak Romo.
Sebagai simbol, peserta aksi membagikan pucuk bunga mawar kepada petugas kepolisian. Bunga mawar jadi simbol dari keprihatinan warga terhadap penertiban Bukit Duri.
"Tolong terima pak polisi ini dari kami," kata salah satu warga.
Pemprov DKI merelokasi warga yang tinggal di 400 bidang bangunan di Bukit Duri. Tepatnya di RW 09, 10, 11, dan 12. Kawasan tersebut terkena dampak pembangunan proyek normalisasi Kali Ciliwung. Dari data terakhir sudah 313 bidang bangunan yang dibongkar dan penghuninya bersedia pindah ke rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur.
Pemerintah menyediakan 400 unit Rumah Susun Rawa Bebek untuk warga yang kena penertiban. Sebanyak 313 unit sudah ditempati. Masih ada 70 unit Rusun Rawa Bebek belum diambil warga yang kena penertiban.
medcom.id, Jakarta: Penertiban kawasan Bukit Duri di bantaran Kali Ciliwung bakal dilukan hari ini. Puluhan warga yang menolak penertiban lakukan aksi damai di kawasan tersebut.
Pantauan
Metrotvnews.com, pukul 06.30 WIB, puluhan petugas kepolisian dari Polres Jakarta Timur bersiaga di sepanjang Jalan Jatinegara Barat. Sementara, petugas Satpol PP belum tampak di lokasi.
Suasana tiba-tiba riuh pecah, ketika puluhan warga dari arah RT 06/12 Bukit Duri berpakaian serba putih dan membawa spanduk penolakan. Diketahui, massa berasal dari warga yang mengajukan class action di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan PTUN.
"Allahuakbar..Allahuakbar..Allahuakbar, tolak robot penggusur," terika warga sambil menyanyikan yel-yel di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2016).
Tokoh masyarakat dan pendiri Sanggar Saung Merdeka Ciliwung Romo Sandiawan menjadi orator dalam aksi tersebut. Romo menyebut, aksi yang digelar pagi ini adalah bentuk sikap tak gentar warga terhadap penertiban yang dilakukan Pemprov DKI.
"Kita menyelenggarakan acara Demo Budaya Bukit Duri Tak Jera. Kami tak pernah takut. Kami tidak akan berhenti sampai di sini. Yang mempunyai iman akan membongkar hati nurani," teriak Romo.
Sebagai simbol, peserta aksi membagikan pucuk bunga mawar kepada petugas kepolisian. Bunga mawar jadi simbol dari keprihatinan warga terhadap penertiban Bukit Duri.
"Tolong terima pak polisi ini dari kami," kata salah satu warga.
Pemprov DKI merelokasi warga yang tinggal di 400 bidang bangunan di Bukit Duri. Tepatnya di RW 09, 10, 11, dan 12. Kawasan tersebut terkena dampak pembangunan proyek normalisasi Kali Ciliwung. Dari data terakhir sudah 313 bidang bangunan yang dibongkar dan penghuninya bersedia pindah ke rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur.
Pemerintah menyediakan 400 unit Rumah Susun Rawa Bebek untuk warga yang kena penertiban. Sebanyak 313 unit sudah ditempati. Masih ada 70 unit Rusun Rawa Bebek belum diambil warga yang kena penertiban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)