Terdakwa Kasus Migor Permasalahkan Hitungan Jaksa

Jakarta: Kubu terdakwa sekaligus eks anggota Tim Asistensi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Weibinanto Halimdjati alias Lin Che Wei, memprotes penghitungan kerugian negara yang dilakukan jaksa. Wei dituding membuat negara merugi Rp6,19 triliun dari program bantuan langsung tunai (BLT). "Perhitungan kerugian negara berdasarkan ahli yang diajukan jaksa, mereka memakai suatu teori yang namanya input output," kata salah satu kuasa hukum Wei, Lelyana Santosa, melalui keterangan tertulis, Selasa, 27 Desember 2022. Lelyana mengatakan penghitungan jaksa merupakan dana yang dikeluarkan pemerintah saat mengekspor crude palm oil (CPO). Keuntungan dari pengiriman ke luar negeri yang diterima negara tidak dihitung. "Hanya menghitung biaya yang dikeluarkan tanpa menghitung devisa yang masuk, uang yang masuk. Misal dengan adanya ekspor, ada bea masuk, pajak," ujar Lelyana. Protes juga dilancarkan kubu terdakwa sekaligus eks General Manager (GM) Bagian General Affair PT Musim Mas, Pierre Togar Sitanggang. Kuasa hukum Pierre, Denny Kailimang, menilai kliennya tidak bisa dibebankan dengan kerugian negara dari program BLT. Menurut dia, ada kesalahan strategi dari pemerintah saat membagikan BLT senilai Rp100 ribu ke masyarakat. Nominal itu tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan saat adanya kelangkaan minyak goreng. "Jadi tidak mungkin Rp100 ribu dibelikan untuk minyak goreng. Itu kan (program) untuk masyarakat miskin," ucap Denny.   Sebanyak lima terdakwa kasus dugaan korupsi persetujuan ekspor minyak goreng menjalani sidang tuntutan hari ini. Jaksa penuntut umum (JPU) pada Kejaksaan Agung (Kejagung) meminta hakim memberikan vonis 7 sampai 12 tahun penjara.