medcom.id, Jakarta: Ancaman terorisme di Indonesia makin nyata menyusul aksi terorisme global. Pemerintah diminta tak lengah mengawasi gerakan militan kelompok Santoso di Poso.
Kelompok Santoso berpotensi memanfaatkan lengah pemerintah. "Karena fokusnya di Jawa, jadi ada peluang (aksi teror) terbuka," kata pengamat terorisme Universitas Indonesia Muradi kepada Metrotvnews.com, Selasa 20 Juni 2017.
Baca: Teroris Incar Kota Besar di Indonesia
Menurut dia, kelompok Santoso akan lenyap karena dua faktor. Pertama, mereka tak tahan berbulan-bulan terkepung. Kedua, mereka tak punya figur atau sosok simbolik sebagai pengganti Santoso. "Karena simboliknya masih ada di Santoso, agak berat buat come back lebih dalam," kata Muradi.
Baca: Indonesia, Filipina, dan Malaysia akan Bedah Konflik Marawi
Muradi meyakini, anggota kelompok Santoso tersisa tak akan menyerang seperti dilakukan kelompok Maute di Marawi, Filipina Selatan. Terlebih, aparat terus mengintai mereka. "(Pola serangan) di Poso terbaca dan tidak terlalu rumit diantisipasi."
medcom.id, Jakarta: Ancaman terorisme di Indonesia makin nyata menyusul aksi terorisme global. Pemerintah diminta tak lengah mengawasi gerakan militan kelompok Santoso di Poso.
Kelompok Santoso berpotensi memanfaatkan lengah pemerintah. "Karena fokusnya di Jawa, jadi ada peluang (aksi teror) terbuka," kata pengamat terorisme Universitas Indonesia Muradi kepada
Metrotvnews.com, Selasa 20 Juni 2017.
Baca: Teroris Incar Kota Besar di Indonesia
Menurut dia, kelompok Santoso akan lenyap karena dua faktor. Pertama, mereka tak tahan berbulan-bulan terkepung. Kedua, mereka tak punya figur atau sosok simbolik sebagai pengganti Santoso. "Karena simboliknya masih ada di Santoso, agak berat buat
come back lebih dalam," kata Muradi.
Baca: Indonesia, Filipina, dan Malaysia akan Bedah Konflik Marawi
Muradi meyakini, anggota kelompok Santoso tersisa tak akan menyerang seperti dilakukan kelompok Maute di Marawi, Filipina Selatan. Terlebih, aparat terus mengintai mereka. "(Pola serangan) di Poso terbaca dan tidak terlalu rumit diantisipasi."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)