Kapolri Jenderal Tito Karnavian/MTVN/Ilham Wibowo
Kapolri Jenderal Tito Karnavian/MTVN/Ilham Wibowo

Penyebaran Foto Polisi dengan Jenazah Pembegal Dianggap tak Etis

Ilham wibowo • 06 April 2017 12:59
medcom.id, Jakarta: Kapolri Jenderal Tito Karnavian bereaksi atas tersebarnya foto anggota Polresta Bandar Lampung dengan lima jenazah pembegal. Penyebaran foto seharusnya tidak terjadi.
 
"Menurut pendapat saya itu tidak etis," tegas Tito di Wisma Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis 6 April 2017.
 
Namun, Tito tak bisa memandang sebelah mata keberhasilan operasi Tim Khusus Anti Bandit (Tekad) 308 itu. Sebab, begal sudah meresahkan masyarakat.

"Kemudian informasi sementara yang saya terima, lima begal itu bersenjata juga," ucap Tito.
 
Dalam aturan Polri, petugas diperbolehkan menindak tegas bila terdesak lantaran pelaku melakukan perlawanan. Kontak senjata pun diperbolehkan.
 
"Sepanjang mereka (pelaku) membahayakan petugas, kami bisa melakukan tindakan yang mematikan," tegas bekas Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme itu.
 
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Rikwanto menjelaskan, lima pelaku begal beraksi menggunakan dua sepeda motor. Setelah dikepung, kelima pelaku justru melawan dan terjadi baku tembak.
 
"Para pelaku tertembak," ujar Rikwanto, Rabu 5 April 2017.
 
Pelaku meregang nyawa dalam perjalanan ke RS Polri Lampung. Lima jasad itu langsung dibawa ke kamar jenazah.
 
Sayangnya, kamar jenazah belum dibuka karena jenazah tiba di RS Polri Lampung pukul 03.00 WIB. Penangan jenazah pun terpaksa tertunda.
 
"Nah, menghindari penumpukan di dalam mobil, jenazah ditaruh di taman sekitar rumah sakit. Jadi, posisi berjejer itu bukan sengaja untuk berfoto. Itu agar memudahkan pada petugas memasukkan ke kamar jenazah begitu rumah sakit buka," papar Rikwanto.
 
Selama rentang waktu tersebut, tiba-tiba ada seseorang mengambil foto tanpa dikoordinasi. Kemudian, secara spontan banyak personel yang turut serta berforto.
 
"Entah siapa yang meng-upload (unggah) ke media sosial, kita belum tahu ya. Itu yang sedang didalami penyidik Propam untuk pendalaman," ujar Rikwanto.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan