medcom.id, Jakarta: Erick Kaligis, anak Otto Cornelis Kaligis, menyebut penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyalahi perjanjian saat menggeledah kantor bapaknya. Sejumlah nama satgas KPK yang menggeledah, tak tercantum dalam surat penggeledahan.
"Jadi mereka bawa surat perintah penggeledahan. Di dalam surat perintah (penggeledahan) itu kan ada 15 nama. Dari 15 orang yang namanya tercatat dalam surat penggeledahan, hanya sekitar empat sampai lima yang namanya ada di situ," kata Erick saat bersaksi dalam lanjutan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, Rabu (19/8/2015).
Namun, kata Erick, ada sembilan hingga 10 penyidik yang namanya tak tertera dalam surat, ikut menggeledah.Tak hanya itu, Erick menyebut, jumlah personel yang menggeledah pun, membengkak dari perjanjian awal, yakni 15 orang.
"Saat mau sahur, perjanjian kami awalnya hanya 15, penyidik KPK masuk lagi sampai akhirnya total 25 sampai 30 orang," paparnya.
Menurut Erick, 15 satgas tersebut tak disertai identitas dan berdalih mengantar makanan. "Mereka bilang mau antar makanan ke dalam, faktanya mereka tetap di dalam," tandas Erick.
medcom.id, Jakarta: Erick Kaligis, anak Otto Cornelis Kaligis, menyebut penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyalahi perjanjian saat menggeledah kantor bapaknya. Sejumlah nama satgas KPK yang menggeledah, tak tercantum dalam surat penggeledahan.
"Jadi mereka bawa surat perintah penggeledahan. Di dalam surat perintah (penggeledahan) itu kan ada 15 nama. Dari 15 orang yang namanya tercatat dalam surat penggeledahan, hanya sekitar empat sampai lima yang namanya ada di situ," kata Erick saat bersaksi dalam lanjutan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, Rabu (19/8/2015).
Namun, kata Erick, ada sembilan hingga 10 penyidik yang namanya tak tertera dalam surat, ikut menggeledah.Tak hanya itu, Erick menyebut, jumlah personel yang menggeledah pun, membengkak dari perjanjian awal, yakni 15 orang.
"Saat mau sahur, perjanjian kami awalnya hanya 15, penyidik KPK masuk lagi sampai akhirnya total 25 sampai 30 orang," paparnya.
Menurut Erick, 15 satgas tersebut tak disertai identitas dan berdalih mengantar makanan. "Mereka bilang mau antar makanan ke dalam, faktanya mereka tetap di dalam," tandas Erick.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TII)