medcom.id, Jakarta: Tim Independen kembali gali fakta terkait nyanyian aliran duit Freddy Budiman kepada pejabat Polri. Hari ini, Senin (29/8/2016) tim pencari fakta gabungan bakal meminta keterangan mantan Kalapas Batu Nusakambangan, Liberty Sitinjak. Tim segera terbang ke Kupang, Nusa Tenggara Timur.
"Ya benar. Sebentar lagi akan bertemu. Di kupang," ucap anggota Tim Independen Hendardi, kepada wartawan.
Hendardi menyebut, sebanyak enam orang dari tim pencari fakta gabungan bakal meminta keterangan dari Sitinjak. Tim gabungan berisi dari unsur internal Polri dan eksternal. Namun Hendardi tak menyebut detail siapa saja yang turut dalam pemeriksaan Sintinjak.
Lebih lanjut, Hendardi mengatakan, permintaan keterangan kali ini masih sekitar pertemuan antara Koordinator KontraS Haris Azhar dengan gembong narkoba yang telah dieksekusi mati itu. Selain itu, pihaknya bakal menggali lebih dalam terkait jati diri Freddy selama berada dalam pengawasan Sintinjak kala itu.
"Ya seputar dia menjadi saksi pertemuan antara Freddy Budiman dan Haris Azhar dan pengetahuan dia tentang Freddy Budiman," jelasnya.
Freddy dieksekusi mati, Jumat dini hari 29 Juli. Satu hari kemudian, Koordinator KontraS Haris Azhar menuliskan testimoni Freddy yang kemudian diunggah ke akun Facebook pribadinya.
Haris mengaku, mendapat pengakuan Freddy saat menjenguk sang terhukum mati itu di LP Nusakambangan, Jawa Tengah. Freddy, seperti ditulis Haris, mengaku punya banyak `tangan dan kaki`, mulai dari sesama penjahat seperti dirinya sampai pejabat di Polri, BNN, dan TNI.
Freddy mengaku, selama berbinis narkoba, telah menggelontorkan duit Rp450 miliar buat pejabat di BNN. Ke Polri Rp90 miliar. Dia juga pernah dikawal jenderal bintang dua TNI saat membawa dari Medan, Sumatra Utara, ke Jakarta.
medcom.id, Jakarta: Tim Independen kembali gali fakta terkait nyanyian aliran duit Freddy Budiman kepada pejabat Polri. Hari ini, Senin (29/8/2016) tim pencari fakta gabungan bakal meminta keterangan mantan Kalapas Batu Nusakambangan, Liberty Sitinjak. Tim segera terbang ke Kupang, Nusa Tenggara Timur.
"Ya benar. Sebentar lagi akan bertemu. Di kupang," ucap anggota Tim Independen Hendardi, kepada wartawan.
Hendardi menyebut, sebanyak enam orang dari tim pencari fakta gabungan bakal meminta keterangan dari Sitinjak. Tim gabungan berisi dari unsur internal Polri dan eksternal. Namun Hendardi tak menyebut detail siapa saja yang turut dalam pemeriksaan Sintinjak.
Lebih lanjut, Hendardi mengatakan, permintaan keterangan kali ini masih sekitar pertemuan antara Koordinator KontraS Haris Azhar dengan gembong narkoba yang telah dieksekusi mati itu. Selain itu, pihaknya bakal menggali lebih dalam terkait jati diri Freddy selama berada dalam pengawasan Sintinjak kala itu.
"Ya seputar dia menjadi saksi pertemuan antara Freddy Budiman dan Haris Azhar dan pengetahuan dia tentang Freddy Budiman," jelasnya.
Freddy dieksekusi mati, Jumat dini hari 29 Juli. Satu hari kemudian, Koordinator KontraS Haris Azhar menuliskan testimoni Freddy yang kemudian diunggah ke akun Facebook pribadinya.
Haris mengaku, mendapat pengakuan Freddy saat menjenguk sang terhukum mati itu di LP Nusakambangan, Jawa Tengah. Freddy, seperti ditulis Haris, mengaku punya banyak `tangan dan kaki`, mulai dari sesama penjahat seperti dirinya sampai pejabat di Polri, BNN, dan TNI.
Freddy mengaku, selama berbinis narkoba, telah menggelontorkan duit Rp450 miliar buat pejabat di BNN. Ke Polri Rp90 miliar. Dia juga pernah dikawal jenderal bintang dua TNI saat membawa dari Medan, Sumatra Utara, ke Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)