Jakarta: Mantan Dirjen Perhubungan Laut Antonius Tonny Budiono mengaku memiliki firasat sebelum tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 23 Agustus 2017. Sehari sebelum ditangkap, Tonny mengaku sempat merasa diikuti oleh seseorang.
Tonny mengaku, sebelum ditangkap, pada pagi hari dia menjalankan rutinitas seperti biasa. "Pagi-pagi saya terima tamu dari World Bank, lalu siangnya saya ke Polri untuk persiapan angkutan Idul Adha," beber Tonny di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu, 4 April 2018.
Setelah itu, ia sempat mengisi materi soal perkeretaapian di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Sebab, saat itu Tonny juga menjadi Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Perkeretaapian.
Sorenya, ia sempat mengikuti rapat di Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman. Seusai rapat, ia kembali ke rumah dinasnya di mes perwira.
"Malam pulang ke mes langsung tidur. Tahu-tahu ada yang ketok-ketok, kasih tahu dari KPK," beber dia.
(Baca juga: Bekas Dirhubla Terkejut Simpan Uang hingga Rp20 Miliar)
Ia mengatakan, saat itu Jaksa Yadyn yang menangani perkaranya di pengadilan ikut dalam operasi tangkap tangan tersebut. Menurutnya, Jaksa Yadyn sempat menunggu selama sejam.
"Tapi pintar Pak Yadyn, yang manggil akhirnya petugas perempuan, karena setelah nunggu satu jam saya enggak bangun-bangun," tutur dia.
Majelis hakim kemudian mempertanyakan apakah Tonny sempat memiliki firasat bakal ditangkap KPK. Ia mengaku sempat memiliki firasat ditangkap sehari sebelumnya.
"Sehari sebelumnya saya berangkat ada mobil Mitsubishi hitam, terus ada cewek turun. Terus naik, turun lagi. Ternyata dia orang KPK," ucap dia.
Ia menuturkan, selama proses tangkap tangan, petugas KPK bersikap profesional. Setelah memperkenalkan diri dari KPK, mereka, kata Tonny, langsung menanyakan uang pemberian dari Komisaris PT Adhiguna Keruktama, Adi Putra Kurniawan alias Yongki.
"Pertama tanya, 'Pak Tonny, mana uang dari Yongki Rp2 juta?', saya bilang itu saya transfer untuk keponakan saya kuliah. Saya bilang ada ATM dari Yongki. Terus mereka tanya lagi, 'Itu ada tas, isinya apa?', Saya jawab uang silakan diperiksa. Ada di kamar," beber dia.
(Baca juga: Adi Putra Sering Beri Uang 'Terima Kasih')
Jakarta: Mantan Dirjen Perhubungan Laut Antonius Tonny Budiono mengaku memiliki firasat sebelum tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 23 Agustus 2017. Sehari sebelum ditangkap, Tonny mengaku sempat merasa diikuti oleh seseorang.
Tonny mengaku, sebelum ditangkap, pada pagi hari dia menjalankan rutinitas seperti biasa. "Pagi-pagi saya terima tamu dari World Bank, lalu siangnya saya ke Polri untuk persiapan angkutan Idul Adha," beber Tonny di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu, 4 April 2018.
Setelah itu, ia sempat mengisi materi soal perkeretaapian di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Sebab, saat itu Tonny juga menjadi Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Perkeretaapian.
Sorenya, ia sempat mengikuti rapat di Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman. Seusai rapat, ia kembali ke rumah dinasnya di mes perwira.
"Malam pulang ke mes langsung tidur. Tahu-tahu ada yang ketok-ketok, kasih tahu dari KPK," beber dia.
(Baca juga:
Bekas Dirhubla Terkejut Simpan Uang hingga Rp20 Miliar)
Ia mengatakan, saat itu Jaksa Yadyn yang menangani perkaranya di pengadilan ikut dalam operasi tangkap tangan tersebut. Menurutnya, Jaksa Yadyn sempat menunggu selama sejam.
"Tapi pintar Pak Yadyn, yang manggil akhirnya petugas perempuan, karena setelah nunggu satu jam saya enggak bangun-bangun," tutur dia.
Majelis hakim kemudian mempertanyakan apakah Tonny sempat memiliki firasat bakal ditangkap KPK. Ia mengaku sempat memiliki firasat ditangkap sehari sebelumnya.
"Sehari sebelumnya saya berangkat ada mobil Mitsubishi hitam, terus ada cewek turun. Terus naik, turun lagi. Ternyata dia orang KPK," ucap dia.
Ia menuturkan, selama proses tangkap tangan, petugas KPK bersikap profesional. Setelah memperkenalkan diri dari KPK, mereka, kata Tonny, langsung menanyakan uang pemberian dari Komisaris PT Adhiguna Keruktama, Adi Putra Kurniawan alias Yongki.
"Pertama tanya, 'Pak Tonny, mana uang dari Yongki Rp2 juta?', saya bilang itu saya transfer untuk keponakan saya kuliah. Saya bilang ada ATM dari Yongki. Terus mereka tanya lagi, 'Itu ada tas, isinya apa?', Saya jawab uang silakan diperiksa. Ada di kamar," beber dia.
(Baca juga:
Adi Putra Sering Beri Uang 'Terima Kasih')
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(REN)