Jakarta: Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap semua pihak yang membantu pelarian buronan Harun Masiku. Tersangka kasus suap pergantian antarwaktu (PAW) itu diyakini disembunyikan seseorang.
“Selain memburu Harun Masiku, Indonesia Corruption Watch turut mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi untuk turut mengungkap pihak-pihak yang diduga keras mensponsori pergantian antar waktu Harun Masiku,” kata Peneliti dari ICW Kurnia Ramadhana melalui keterangan tertulis, Kamis, 20 Juni 2024.
Kurnia meyakini kasus suap Harun tidak hanya berhenti atas penerimaan uang kepada mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan. Dia yakin ada pihak lain yang tidak mau terlibat kasus dan menjaga mantan caleg PDIP itu membuka mulut.
“Sederhananya, pemberi bukan hanya Harun dan Saeful saja, melainkan ada pihak lain yang sepertinya memiliki posisi strategis di organisasi tertentu,” ujar Kurnia.
Pimpinan KPK diminta tegas. Proses hukum kepada sponsor Harun diminta diterbitkan karena sudah menyusahkan penyidik menyelesaikan kasusnya selama empat tahun lebih.
“Pimpinan KPK juga harus segera menerbitkan Surat Perintah Penyelidikan Obstruction of Justice untuk menelusuri pihak-pihak yang sebenarnya mengetahui keberadaan Harun namun tidak melaporkannya kepada aparat penegak hukum. Bila terjadi dan ditemukan pelakunya, siapapun itu, harus dijerat pidana,” tegas Kurnia.
Dalam perkembangan kasus ini, KPK memeriksa staf Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Kusnadi, pada Rabu, 19 Juni 2024. Dia mengaku pernah bertemu dengan buronan Harun Masiku.
“Pernah (bertemu),” kata Kusnadi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu, 19 Juni 2024.
Kusnadi enggan memerinci waktu pertemuannya dengan Harun. Dia bergegas pergi menunggalkan markas KPK setelah itu.
Selain itu, Kusnadi membantah mengenal dua mahasiswa yang pernah diperiksa terkait kasus ini yakni Hugo Ganda serta Melita De Grave. Pemeriksaan diklaim hanya terkait komunikasinya dengan staf di DPP PDIP.
“(Ditanya) percakapan saya dengan staf, staf DPP,” ujar Kusnadi.
Jakarta: Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap semua pihak yang membantu pelarian buronan
Harun Masiku. Tersangka kasus
suap pergantian antarwaktu (PAW) itu diyakini disembunyikan seseorang.
“Selain memburu Harun Masiku, Indonesia Corruption Watch turut mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi untuk turut mengungkap pihak-pihak yang diduga keras mensponsori pergantian antar waktu Harun Masiku,” kata Peneliti dari ICW Kurnia Ramadhana melalui keterangan tertulis, Kamis, 20 Juni 2024.
Kurnia meyakini kasus suap Harun tidak hanya berhenti atas penerimaan uang kepada mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan. Dia yakin ada pihak lain yang tidak mau terlibat kasus dan menjaga mantan caleg PDIP itu membuka mulut.
“Sederhananya, pemberi bukan hanya Harun dan Saeful saja, melainkan ada pihak lain yang sepertinya memiliki posisi strategis di organisasi tertentu,” ujar Kurnia.
Pimpinan KPK diminta tegas. Proses hukum kepada sponsor Harun diminta diterbitkan karena sudah menyusahkan penyidik menyelesaikan kasusnya selama empat tahun lebih.
“Pimpinan KPK juga harus segera menerbitkan Surat Perintah Penyelidikan Obstruction of Justice untuk menelusuri pihak-pihak yang sebenarnya mengetahui keberadaan Harun namun tidak melaporkannya kepada aparat penegak hukum. Bila terjadi dan ditemukan pelakunya, siapapun itu, harus dijerat pidana,” tegas Kurnia.
Dalam perkembangan kasus ini, KPK memeriksa staf Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Kusnadi, pada Rabu, 19 Juni 2024. Dia mengaku pernah bertemu dengan buronan Harun Masiku.
“Pernah (bertemu),” kata Kusnadi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu, 19 Juni 2024.
Kusnadi enggan memerinci waktu pertemuannya dengan Harun. Dia bergegas pergi menunggalkan markas KPK setelah itu.
Selain itu, Kusnadi membantah mengenal dua mahasiswa yang pernah diperiksa terkait kasus ini yakni Hugo Ganda serta Melita De Grave. Pemeriksaan diklaim hanya terkait komunikasinya dengan staf di DPP PDIP.
“(Ditanya) percakapan saya dengan staf, staf DPP,” ujar Kusnadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)