medcom.id, Jakarta: Nama Komjen Budi Waseso mencuat pascaditunjuk menjadi Kabareskrim. Budi yang baru satu hari berpangkat Komjen langsung diajukan sebagai salah satu calon Kapolri oleh Kompolnas.
Lalu apa tanggapannya?
"Itu haknya Kompolnas untuk menilai dan atas dasar penilaian Kompolnas itu nanti diberikan ke presiden, presiden yang memilih," ujar Budi kepada Metro TV, Kamis (5/2/2015).
Budi mengaku belum berbuat banyak terhadap institusinya. "Khususnya Bareskrim ini," ucapnya. Tapi, kata dia, semua berhak menjadi Kapolri, termasuk dirinya.
Apalagi dia sekarang sudah berpangkat Komjen atau jenderal bintang tiga. Artinya, secara pangkat Budi sudah memenuhi persyaratan. Jika ditunjuk pun dia siap. "Semua pasti mampu (jadi Kapolri)," ujarnya.
Dia juga mengingatkan sejarah saat mantan Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Polri bisa menjadi Kapolri. Sebelum menjabat Kabareskrim, Budi adalah Kepala Sespimti. "Ada Pak Rusdihardjo, calon Kasespimti yang jadi Kapolri," ujar Akpol lulusan 1984 ini.
Peluang masuknya nama Budi Waseso dalam bursa calon kapolri diindikasikan oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan yang juga Ketua Kompolnas Tedjo Edhy Purdijatno.
Saat ditanya daftar nama calon kapolri, Tedjo mengaku bakal ada tambahan satu nama selain 8 orang yang telah disetorkan ke Presiden Joko Widodo. Delapan nama itu di luar Komjen Budi Gunawan yang jadi calon tunggal Kapolri usulan Jokowi.
Dengan kriteria tertentu, jelas Tedjo, presiden akan memilih mana yang terbaik dari yang ada. "Kembali diajukan (delapan nama) plus satu," ujar Tedjo usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (5/2/2015).
Tedjo mengatakan, orang yang baru naik pangkat sah-sah saja disulkan jadi calon kapolri. Tedjo memberi beberapa contoh kejadian yang sudah-sudah. "Ingat nggak kemarin ada KSAU. Bintang dua naik pangkat, kemudian langsung jadi KSAU. Dulu Pak Timur Prandopo juga demikian, langsung naik (dua bintang)," kata dia.
medcom.id, Jakarta: Nama Komjen Budi Waseso mencuat pascaditunjuk menjadi Kabareskrim. Budi yang baru satu hari berpangkat Komjen langsung diajukan sebagai salah satu calon Kapolri oleh Kompolnas.
Lalu apa tanggapannya?
"Itu haknya Kompolnas untuk menilai dan atas dasar penilaian Kompolnas itu nanti diberikan ke presiden, presiden yang memilih," ujar Budi kepada
Metro TV, Kamis (5/2/2015).
Budi mengaku belum berbuat banyak terhadap institusinya. "Khususnya Bareskrim ini," ucapnya. Tapi, kata dia, semua berhak menjadi Kapolri, termasuk dirinya.
Apalagi dia sekarang sudah berpangkat Komjen atau jenderal bintang tiga. Artinya, secara pangkat Budi sudah memenuhi persyaratan. Jika ditunjuk pun dia siap. "Semua pasti mampu (jadi Kapolri)," ujarnya.
Dia juga mengingatkan sejarah saat mantan Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Polri bisa menjadi Kapolri. Sebelum menjabat Kabareskrim, Budi adalah Kepala Sespimti. "Ada Pak Rusdihardjo, calon Kasespimti yang jadi Kapolri," ujar Akpol lulusan 1984 ini.
Peluang masuknya nama Budi Waseso dalam bursa calon kapolri diindikasikan oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan yang juga Ketua Kompolnas Tedjo Edhy Purdijatno.
Saat ditanya daftar nama calon kapolri, Tedjo mengaku bakal ada tambahan satu nama selain 8 orang yang telah disetorkan ke Presiden Joko Widodo. Delapan nama itu di luar Komjen Budi Gunawan yang jadi calon tunggal Kapolri usulan Jokowi.
Dengan kriteria tertentu, jelas Tedjo, presiden akan memilih mana yang terbaik dari yang ada. "Kembali diajukan (delapan nama) plus satu," ujar Tedjo usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (5/2/2015).
Tedjo mengatakan, orang yang baru naik pangkat sah-sah saja disulkan jadi calon kapolri. Tedjo memberi beberapa contoh kejadian yang sudah-sudah. "Ingat nggak kemarin ada KSAU. Bintang dua naik pangkat, kemudian langsung jadi KSAU. Dulu Pak Timur Prandopo juga demikian, langsung naik (dua bintang)," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)