Jakarta: Sejumlah tugas menanti calon Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo. Salah satunya, menangkap pelaku teror kelompok Ali Kalora di Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng).
"Kasus perburuan teroris di Poso dengan Operasi Tinombala yang berjilid-jilid itu, serta separatisme Organisasi Papua Merdeka (OPM), dan kasus terbunuhnya enam orang FPI," kata pengamat terorisme dari Community of Ideological Islamic Analyst, Harits Abu Ulya, dalam keterangan tertulis, Selasa, 19 Januari 2021.
Terpenting, Listyo dapat membangun citra baik di Korps Bhayangkara. Tujuannya, seluruh anggota Polri dapat diterima masyarakat.
"Realitas masyarakat bawah itu memang ada distrust, ketidakpercayaan terhadap Polri. Jadi, butuh kerja keras untuk ditumbuhkan kepercayaan masyarakat ini, bagaimana bisa memastikan Polri itu promoter (profesional, modern, dan tepercaya)," ujarnya.
(Baca: Soliditas Polri Diyakini Tak Goyah Jika Dipimpin Komjen Listyo)
Harist berharap Listyo mempunyai integritas dan bertugas sesuai jalur. Listyo mesti bisa membawa institusi Polri bekerja sebagai pelayan publik dan penegak hukum, bukan sebagai pelayan kekuasaan maupun alat kekuasaan.
"Tentu, masyarakat masih punya harapan ada keadilan yang bisa tegak untuk semua pihak tanpa pandang bulu," tutur dia.
Dia juga menepis isu kasus terorisme bakal bertambah bila Listyo terpilih menggantikan Jenderal Idham Azis. Kasus terorisme sudah banyak terjadi sejak dulu.
"Ada Pak Listyo atau tidak, isu teroris itu memang sudah menjadi isu global. Jadi, tidak menunggu Pak Listyo yang nonmuslim menjadi Kapolri, tidak relevan dan enggak korelatif. Jadi, kalau jualan isu teroris menjadi ancaman bagi Kapolri nonmuslim, itu terlalu mengada-ada," tegas dia.
Jakarta: Sejumlah tugas menanti
calon Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo. Salah satunya, menangkap pelaku teror kelompok Ali Kalora di Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng).
"Kasus perburuan teroris di Poso dengan Operasi Tinombala yang berjilid-jilid itu, serta separatisme Organisasi Papua Merdeka (OPM), dan kasus terbunuhnya enam orang FPI," kata pengamat terorisme dari Community of Ideological Islamic Analyst, Harits Abu Ulya, dalam keterangan tertulis, Selasa, 19 Januari 2021.
Terpenting, Listyo dapat membangun citra baik di Korps Bhayangkara. Tujuannya, seluruh anggota Polri dapat diterima masyarakat.
"Realitas masyarakat bawah itu memang ada
distrust, ketidakpercayaan terhadap Polri. Jadi, butuh kerja keras untuk ditumbuhkan kepercayaan masyarakat ini, bagaimana bisa memastikan Polri itu promoter (profesional, modern, dan tepercaya)," ujarnya.
(Baca:
Soliditas Polri Diyakini Tak Goyah Jika Dipimpin Komjen Listyo)
Harist berharap Listyo mempunyai integritas dan bertugas sesuai jalur. Listyo mesti bisa membawa institusi Polri bekerja sebagai pelayan publik dan penegak hukum, bukan sebagai pelayan kekuasaan maupun alat kekuasaan.
"Tentu, masyarakat masih punya harapan ada keadilan yang bisa tegak untuk semua pihak tanpa pandang bulu," tutur dia.
Dia juga menepis isu kasus
terorisme bakal bertambah bila Listyo terpilih menggantikan Jenderal Idham Azis. Kasus terorisme sudah banyak terjadi sejak dulu.
"Ada Pak Listyo atau tidak, isu teroris itu memang sudah menjadi isu global. Jadi, tidak menunggu Pak Listyo yang nonmuslim menjadi Kapolri, tidak relevan dan enggak korelatif. Jadi, kalau jualan isu teroris menjadi ancaman bagi Kapolri nonmuslim, itu terlalu mengada-ada," tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)
