Jakarta: Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri membantah ada pengelompokan pegawai agar tak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK). Firli menyebut kabar itu hanya bunga tidur.
"Mustahil ada target mengelompokan orang supaya ini tidak lulus, ini lulus, tidak mungkin, dan itu saya pastikan tidak ada. Tolong bunga-bunga tidur dihilangkan," kata Firli dalam acara Kick Andy Double Check di Metro TV, Minggu, 13 Juni 2021.
Firli menyebut pimpinan KPK tidak mungkin menargetkan pegawai sendiri. Dia menegaskan kabar itu hanya isapan jempol belaka.
"Itu khayalan, 'oh jangan-jangan saya ditarget', 'jangan-jangan saya di kelompok'. Siapa yang mampu membuat nama 75 orang supaya tidak lulus?" ujar Firli.
Firli mengatakan 75 pegawai yang tidak lolos TWK tersebar di beberapa kedeputian dan sekretariat. Hal itu membuktikan tidak ada kubu yang ditarget pimpinan.
(Baca: Firli Tegaskan Isu Polisi Taliban dan India di KPK Hoaks)
"Sekarang kita balik bertanya, apakah yang 1.274 orang yang lolos TWK itu adalah kelompok saya? Atau kelompok pimpinan? Kan tidak," tutur Firli.
Dia mengatakan setiap pegawai mendapat hak yang sama saat mengerjakan TWK. Setiap pegawai mendapat soal yang sama dan waktu pengerjaan yang sama.
Firli juga membantah kabar yang menyebut pimpinan KPK bekerja sama dengan instansi pembuat soal TWK untuk menyingkirkan pegawai. Dia menegaskan KPK hanya pengguna jasa dalam pelaksanaan TWK.
"Yang memiliki tools siapa? Ya tentu ada ukuran di Badan Kepegawaian Negara (BKN), bukan KPK yang mengukur," tutur Firli.
Jakarta: Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (
KPK) Firli Bahuri membantah ada pengelompokan pegawai agar tak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK). Firli menyebut kabar itu hanya bunga tidur.
"Mustahil ada target mengelompokan orang supaya ini tidak lulus, ini lulus, tidak mungkin, dan itu saya pastikan tidak ada. Tolong bunga-bunga tidur dihilangkan," kata Firli dalam acara Kick Andy Double Check di Metro TV, Minggu, 13 Juni 2021.
Firli menyebut pimpinan KPK tidak mungkin menargetkan pegawai sendiri. Dia menegaskan kabar itu hanya isapan jempol belaka.
"Itu khayalan, 'oh jangan-jangan saya ditarget', 'jangan-jangan saya di kelompok'. Siapa yang mampu membuat nama 75 orang supaya tidak lulus?" ujar Firli.
Firli mengatakan 75 pegawai yang tidak lolos TWK tersebar di beberapa kedeputian dan sekretariat. Hal itu membuktikan tidak ada kubu yang ditarget pimpinan.
(Baca:
Firli Tegaskan Isu Polisi Taliban dan India di KPK Hoaks)
"Sekarang kita balik bertanya, apakah yang 1.274 orang yang lolos TWK itu adalah kelompok saya? Atau kelompok pimpinan? Kan tidak," tutur Firli.
Dia mengatakan setiap pegawai mendapat hak yang sama saat mengerjakan TWK. Setiap pegawai mendapat soal yang sama dan waktu pengerjaan yang sama.
Firli juga membantah kabar yang menyebut pimpinan KPK bekerja sama dengan instansi pembuat soal TWK untuk menyingkirkan pegawai. Dia menegaskan KPK hanya pengguna jasa dalam pelaksanaan TWK.
"Yang memiliki tools siapa? Ya tentu ada ukuran di Badan Kepegawaian Negara (BKN), bukan KPK yang mengukur," tutur Firli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)