medcom.id, Jakarta: Soe Kok Seng alias Aseng, terdakwa kasus suap proyek jalan di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, mengaku pernah memberi Rp3 miliar kepada politikus PKS Muhammad Kurniawan. Uang tersebut diminta Kurniawan untuk melindungi Aseng dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Aseng menyebut, Kurniawan mulanya memberitahukan bila ada beberapa kantor Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) yang sudah diendus penyidik KPK. Di antaranya, Maluku, Papua, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
"Karena daerah lain sudah menyetorkan uang, maka sudah tidak ada masalah. Tinggal Maluku yang belum," kata Aseng saat menanggapi kesaksian Kurniawan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jalan Bungur Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis 8 Juni 2017.
Uang diberikan pada 17 Januari 2016. Saat itu, anggota Komisi V DPR, Damayanti Wisnu Putranti telah terjaring dalam operasi tangkap tangan (OTT) KPK.
Namun, Kurniawan yang merupakan anggota DPRD Kota Bekasi itu membantah keterangan Aseng. Menurut dia, uang Rp3 miliar merupakan sisa commitment fee yang diberikan Aseng kepada Wakil Ketua Komisi V DPR Yudi Widiana Adia.
Sebelumnya, dalam kesaksiannya di hari yang sama, Kurniawan mengaku menjadi perantara suap untuk Yudi. Suap itu diberikan oleh Aseng yang merupakan Komisaris PT Cahaya Mas Perkasa.
"Dia salah satu senior di partai. Beliau juga sebagai anggota DPR di Komisi V," tutur Kurniawan.
Baca: Damayanti Sebut Uang Suap untuk Pilkada di Jawa Tengah
Ia mengaku memperkenalkan Aseng kepada Yudi. Sejak itu, komunikasi antara Yudi dan Aseng mulai terjalin.
"Saya juga diminta Yudi mengurus fee yang diberikan Aseng untuk proyek BPJN di Maluku dan Maluku Utara," pungkas dia.
medcom.id, Jakarta: Soe Kok Seng alias Aseng, terdakwa kasus suap proyek jalan di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, mengaku pernah memberi Rp3 miliar kepada politikus PKS Muhammad Kurniawan. Uang tersebut diminta Kurniawan untuk melindungi Aseng dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Aseng menyebut, Kurniawan mulanya memberitahukan bila ada beberapa kantor Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) yang sudah diendus penyidik KPK. Di antaranya, Maluku, Papua, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
"Karena daerah lain sudah menyetorkan uang, maka sudah tidak ada masalah. Tinggal Maluku yang belum," kata Aseng saat menanggapi kesaksian Kurniawan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jalan Bungur Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis 8 Juni 2017.
Uang diberikan pada 17 Januari 2016. Saat itu, anggota Komisi V DPR, Damayanti Wisnu Putranti telah terjaring dalam operasi tangkap tangan (OTT) KPK.
Namun, Kurniawan yang merupakan anggota DPRD Kota Bekasi itu membantah keterangan Aseng. Menurut dia, uang Rp3 miliar merupakan sisa
commitment fee yang diberikan Aseng kepada Wakil Ketua Komisi V DPR Yudi Widiana Adia.
Sebelumnya, dalam kesaksiannya di hari yang sama, Kurniawan mengaku menjadi perantara suap untuk Yudi. Suap itu diberikan oleh Aseng yang merupakan Komisaris PT Cahaya Mas Perkasa.
"Dia salah satu senior di partai. Beliau juga sebagai anggota DPR di Komisi V," tutur Kurniawan.
Baca: Damayanti Sebut Uang Suap untuk Pilkada di Jawa Tengah
Ia mengaku memperkenalkan Aseng kepada Yudi. Sejak itu, komunikasi antara Yudi dan Aseng mulai terjalin.
"Saya juga diminta Yudi mengurus fee yang diberikan Aseng untuk proyek BPJN di Maluku dan Maluku Utara," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)
