Ahmad Wazir Nofiadi di kantor BNN. Foto: MI/Galih Pradipta
Ahmad Wazir Nofiadi di kantor BNN. Foto: MI/Galih Pradipta

Pejabat Kena Narkoba

Memaknai Hidup Jangan Sebatas Uang & Kenikmatan

Tri Kurniawan • 15 Maret 2016 11:57
medcom.id, Jakarta: Hidup bukan hanya mencari hal-hal yang menyenangkan. Makna hidup adalah mau berkorban untuk sesuatu yang luhur.
 
Psikologi politik Universitas Indonesia Bagus Takwin menilai, masyarakat saat ini pada umumnya memaknai hidup hanya sebatas uang, kekuasaan, dan hal-hal yang menyenangkan saja.
 
Makna hidup yang luhur seperti memperjuangkan keadilan, kesejahteraan, serta melayani masyarakat makin hilang. "Kita jadi masyarakat yang berorientasi pada uang," kata Takwin kepada Metrotvnews.com, Selasa (15/3/2016).

Takwin mengatakan, masyarakat sekarang ada kecenderungan tidak bisa bertahan di tengah kesulitan, mau hidup ini terus bergelimang dengan kenikmatan. "Susah sedikit lari ke narkoba," ujar dia.
 
Lari dari kesulitan dengan memakai narkoba sudah jelas salah jalan. Narkoba sudah merasuk ke semua lini kehidupan.
 
Mahasiswa, tenaga pendidik, penegak hukum, pemimpin, banyak yang ketergantungan obat-obatan terlarang.
Minggu, 13 Maret, Badan Narkorika Nasional menangkap Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir Nofiadi alias Ovi karena diduga pakai narkoba.
 
Takwin menilai, kasus orang pakai narkoba bisa jadi pejabat bukan karena ada kesalahan pada undang-undang. Takwin tetap pada pendapatnya di awal, kalau masyarakat tidak memaknai hidup dengan baik, undang-undang tidak ada pengaruhnya.
 
"Undang-undang sudah banyak. Masyarakat  harus punya makna hidup lebih dari sekadar cari uang, kekuasaan, dan kenikmatan. Itu pekerjaan besar kita."
 
Psikologi politik Hamdi Muluk sejalan dengan pendapat Takwin. Hamdi mengatakan, kasus Bupati Ogan Ilir sangat erat kaitannya dengan pentingnya revolusi mental yang selama ini dikampanyekan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
 
Hamdi mengatakan, orang yang punya uang banyak dan jabatan, memaknai hidup selalu senang. Namun, bukan tidak mungkin secara spritual hatinya kosong dan tidak punya tujuan hidup.
 
Orang yang punya uang banyak dan jabatan, namun hatinya kosong cenderung berbuat sesuatu yang tidak baik, salah satunya menggunakan narkoba.
 
"Manusia yang baik di dalam hati itu bisa menemukan hidup yang lebih dalam," ujar Hamdi.
 
Hamdi menilai, Ahmad Wazir sejak lama hidup dengan kenikmatan. Mawardi Yahya, orangtua Wazir, merupakan Bupati pertama Kabupaten Ogan Ilir.
 
Bicara revolusi mental dalam memberantas narkoba, menurut Hamdi, tidak bisa lepas dari peran penegak hukum. Hamdi meminta penegak hukum tidak pandang bulu dalam memberantas narkoba.
 
Sebab, Hamdi mengatakan, selama ini penegak hukum disinyalir melindungi bandar narkoba. Beberapa oknum penegak hukum ditangkap karena kasus narkoba.
 
Kementerian Hukum dan HAM juga harus memikirkan bagaimana caranya agar narapidana narkoba tidak malah menjadikan penjara sebagai lahan aman untuk menjalankan bisnisnya.
 
"Supply (narkoba) harus ditekan. Menanganinya harus tanpa ampun karena narkoba ini sudah merata, semua sudah kena," ujar Hamdi.
 
BNN menangkap Ahmad Wazir Nofiadi Minggu 13 Maret 2016, pukul 21.30 WIB. Hasil tes urine menunjukkan kepala daerah yang dilantik pada 17 Februari tersebut positif mengandung methamphetamine.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan