Ketua BNP2TKI Nusron Wahid--MI/Mohamad Irfan
Ketua BNP2TKI Nusron Wahid--MI/Mohamad Irfan

Ini Cara Pemerintah Bebaskan Cicih dari Hukuman Pancung

Arga sumantri • 06 Mei 2015 19:27
medcom.id, Jakarta: Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) akan memberikan pembelaan terhadap tenaga kerja Indonesia Cicih binti Aing agar lepas dari hukuman mati. Sejumlah langkah telah disiapkan pemerintah agar Cicih bebas ancaman hukuman pancung di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
 
"Pemerintah sudah membayar pengacara handal di sana untuk mendampingi proses hukum Cicih saat ini," kata Ketua BNP2TKI Nusron Wahid di Kantor BNP2TKI, Jalan MT Haryono, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (6/5/2015).
 
Pengacara ini nantinya akan mendampingi Cicih menjalani proses hukum yang sudah masuk tingkat banding. Sebab dalam putusan pengadilan tingkat pertama Cicih sudah divonis hukuman pancung.

"Sekarang proses hukum yang sedang dijalani Cicih sudah masuk tingkat banding. Ini masih ada peluang membela Cicih. Kami yakin Cicih tidak membunuh," tambahnya.
 
Selanjutnya, kata Nusron, BNP2TKI bersama Kementerian Luar Negeri akan melakukan upaya diplomatik pada pemerintah Uni Emirat Arab untuk membahas kasus Cicih.
 
"Ini butuh politik diplomasi, Ibu Menlu nanti akan berkunjung ke UEA dan bertemu Menlu Uni Emirat Arab untuk bicarakan kasus Cicih," lanjut Nusron.
 
Pemerintah Indonesia nantinya juga akan berupaya meminta Pemerintah Uni Emirat Arab untuk merayu keluarga korban agar mau memberikan maaf kepada Cicih,  sehingga dapat bebas dari ancaman hukuman mati.
 
Cicih adalah satu dari empat TKI Indonesia di Abu Dhabi yang terancam hukuman mati di Abu Dhabi. Namun, tiga TKI lainnya sudah bebas dari ancaman hukuman mati.
 
Cicih terancam dihukum mati, lantaran dituduh membunuh anak majikannya. Padahal dari kronologi yang diceritakan Cicih kepada adiknya Nuryati, 24, anak majikannya terjatuh saat digendong.
 
Penjelasan Nuryati, ada dua pembantu rumah tangga di rumah majikan kakaknya di Abu Dhabi. Cicih bertugas mengurus rumah dan memasak. Satu pembantu lainnya asal Filipina bertugas menjaga bayi, anak majikan Cicih yang tewas.
 
"Saat Cicih sedang masak, dia lihat bayi itu nangis. Pembantu dari Filipina lagi keluar. Cicih enggak tega, terus masuk dan gendong bayi itu. Karena Cicih tidak terbiasa menggendong, bayi itu terjatuh," kata Nuryati di Kantor BNP2TKI, Jalan MT Haryono, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (6/5/2015).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan