Ilustrasi teroris. Medcom.id
Ilustrasi teroris. Medcom.id

BNPT: Terorisme Halalkan Segala Cara untuk Menghimpun Dana

Nur Azizah • 28 Desember 2020 20:07
Jakarta: Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris berencana menertibkan kotak amal di minimarket. Penertiban menyusul penyalahgunaan dana kotak amal untuk membiayai terorisme.
 
"Penyalahgunaan kotak amal dari kedermawanan warga negara Indonesia merupakan contoh bagaimana terorisme menghalalkan segala cara untuk menghimpun dana. Bahkan, memanfaatkan istilah-istilah yang dianggap suci," kata Irfan dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin, 28 Desember 2020.
 
Pihaknya juga berencana menertibkan kotak amal di rumah ibadah dan sekolah. Namun, tidak semua kotak amal di rumah ibadah akan ditertibkan.

Ia mengimbau masyarakat tidak mudah terbujuk dengan simbol-simbol agama. Masyarakat disarankan bederma kepada keluarga terdekat atau fakir miskin di lingkungan sekitar rumah.
 
“Langsung tepat sasaran,” ujar Irfan.
 
(Baca: 20.068 Kotak Amal Diduga Danai Teroris Jemaah Islamiyah)
 
Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi menyebut kotak amal untuk kegiatan terorisme merupakan bagian kecil dari gerakan menghimpun dana. Dia menyebut untuk menghidupkan ideologi radikal-intoleran perlu sokongan dana dan geliat kegiatan teror.
 
Jejaring pendanaan untuk kegiatan terorisme sudah banyak diungkap aparat keamanan. Tak terkecuali via digital. Namun, keterlibatan perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam pendanaan gerakan terorisme juga perlu diwaspadai.
 
“Yang dikutip dari Corporate Social Responsibility (CSR) untuk yang tidak secara langsung pada gerakan militernya (jejaring teroris), tetapi terlibat dalam gerakan untuk tataran doktrin. Nah, kita tidak boleh lengah,” tutur Islah.
 
Pendanaan terorisme juga bisa dihimpun dari berbagai kejahatan. Misalnya, investasi bodong berkedok syariah.
 
Mantan amir Jemaah Ansharut Tauhid (JAT) Haris Amir Falah tidak kaget mendengar modus kotak amal untuk dana terorisme. Dia mengatakan modus itu hanya salah satu cara gerakan radikalisme dalam mencari uang.
 
Modus pencarian dana sudah bermutasi melalui yayasan. Salah satunya, Yayasan Pendidikan Pesantren Al Zaitun besutan Abu Maarik alias Abu Toto alias Syamsul Alam alias Abdul Salam alias Panji Gumilang, yang juga dikenal pemimpin NII KW9.
 
"Itu NII KW9 Toto Abdul Salam membuat bukan puluhan ribu, bahkan ratusan ribu kotak amal yang dia buat. Kemudian ratusan yayasan juga dia buat yang disebarkan di seluruh Indonesia," beber Haris.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan