Jakarta: Kapolri Jenderal Tito Karnavian memaparkan hasil kinerja Korps Bhayangkara sepanjang 2017. Salah satunya, terkait pencegahan tingkat kejahatan.
Tito mengatakan jumlah kejahatan tahun 2017 menurun 23 persen dibanding tahun sebelumnya. Polri mengategorikan kasus kejahatan menjadi empat golongan, yakni kejahatan konvensional, transnasional, kekayaan negara, dan implikasi kontijensi.
Data yang dijabarkan Tito, jumlah kejahatan pada 2017 berada di angka 291.748 kasus. Jumlah ini menurun ketimbang tahun sebelumnya yakni 380.826 kasus.
"Dibanding tahun lalu, tahun ini turun 23 persen," kata Tito saat memaparkan 'Catatan Akhir Tahun Kepolisian' di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat, 29 Desember 2017.
Baca: Penyebab Kejahatan Begal Sulit Diberantas
Tito menyatakan, dari jumlah itu, sebanyak 181.448 kasus bisa diselesaikan. Jumlah penyelesaian kasus ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 229.120 kasus. Angka persentase menurun 21 persen," ujar Tito.
Grafik jumlah kejahatan tahun 2017 menurun 23 persen--Medcom/Arga Sumantri.
Tito mengatakan lebih bagus memang angka kejahatan yang turun dibarengi dengan meningkatnya penyelesaian kasus. Namun, dengan persentase yang ada, Tito menilai masih cukup baik.
Tito bersyukur angka kejahatan menurun. Ia berharap jumlah kejahatan yang menurun ini betul-betul didasari adanya kesadaran masyarakat terhadap perbuatan kriminal. "Bukan karena orang tidak mau melapor," ungkapnya.
Meskipun begitu, Tito merasa bersyukur dengan menurunnya angka kejahatan yang terjadi di Indonesia. "Ini kami bersyukur mudah-mudahan karena memang turun bukan karena orang tak melapor," tutup Tito.
Jakarta: Kapolri Jenderal Tito Karnavian memaparkan hasil kinerja Korps Bhayangkara sepanjang 2017. Salah satunya, terkait pencegahan tingkat kejahatan.
Tito mengatakan jumlah kejahatan tahun 2017 menurun 23 persen dibanding tahun sebelumnya. Polri mengategorikan kasus kejahatan menjadi empat golongan, yakni kejahatan konvensional, transnasional, kekayaan negara, dan implikasi kontijensi.
Data yang dijabarkan Tito, jumlah kejahatan pada 2017 berada di angka 291.748 kasus. Jumlah ini menurun ketimbang tahun sebelumnya yakni 380.826 kasus.
"Dibanding tahun lalu, tahun ini turun 23 persen," kata Tito saat memaparkan 'Catatan Akhir Tahun Kepolisian' di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat, 29 Desember 2017.
Baca: Penyebab Kejahatan Begal Sulit Diberantas
Tito menyatakan, dari jumlah itu, sebanyak 181.448 kasus bisa diselesaikan. Jumlah penyelesaian kasus ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 229.120 kasus. Angka persentase menurun 21 persen," ujar Tito.
Grafik jumlah kejahatan tahun 2017 menurun 23 persen--Medcom/Arga Sumantri.
Tito mengatakan lebih bagus memang angka kejahatan yang turun dibarengi dengan meningkatnya penyelesaian kasus. Namun, dengan persentase yang ada, Tito menilai masih cukup baik.
Tito bersyukur angka kejahatan menurun. Ia berharap jumlah kejahatan yang menurun ini betul-betul didasari adanya kesadaran masyarakat terhadap perbuatan kriminal. "Bukan karena orang tidak mau melapor," ungkapnya.
Meskipun begitu, Tito merasa bersyukur dengan menurunnya angka kejahatan yang terjadi di Indonesia. "Ini kami bersyukur mudah-mudahan karena memang turun bukan karena orang tak melapor," tutup Tito.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)
