Jakarta: Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel Capim KPK) tak memedulikan sikap Penasihat KPK Mohammad Tsani Annafari. Tsani mengancam mundur bila capim bermasalah lolos seleksi.
"Kalau mundur, mundur saja. Kan enggak ada yang melarang. Karena penasihat itu kan menasihati ya, diminta oleh pengurus ya, komisioner. Komisioner juga belum tentu membutuhkan dia," kata anggota Pansel Capim KPK Hendardi di Rumah Sakit Pusat Angkatan Daerah (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019.
Menurut dia, kegelisahan Tsani tak berdasar. Hendardi menyebut Pansel Capim KPK telah menyeleksi peserta dengan teliti. Publik pun diminta tak berandai-andai soal sosok capim yang bakal terpilih masuk ke Lembaga Antirasuah.
"Kan proses masih berlangsung, tahapan-tahapan seleksi," ujar Ketua Badan Pengurus Setara Institute itu.
Pansel, kata dia, telah menjalankan tahapan seleksi capim sesuai intruksi Presiden Joko Widodo. Baginya, peserta seleksi yang telah lolos seleksi sejauh ini adalah yang terpantas menjadi motor KPK.
Baca: PBNU Percaya Integritas Pansel Capim KPK
"Presiden mengarahkan apa? Pilih yang terbaik, putra-putri terbaik untuk memimpin KPK, ya itu yang kami lakukan. Jadi saya kira kalau soal nanti ada kerisauan, keresahan, itu kan asumsi," tandas dia.
Sebelumnya, Tsani mengancam melepas jabatan sebagai penasihat KPK periode 2017-2021 bila ada capim cacat etik terpilih sebagai pimpinan KPK 2019-2023. Tsani tak terima jika pimpinan KPK punya catatan merah.
"Bila orang-orang yang bermasalah terpilih sebagai komisioner KPK, insyaallah saya akan mengundurkan diri sebagai penasihat KPK sebelum mereka dilantik," kata Tsani, di Jakarta, seperti dilansir Antara, Minggu, 25 Agustus 2019.
Jakarta: Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel Capim KPK) tak memedulikan sikap Penasihat KPK Mohammad Tsani Annafari. Tsani mengancam mundur bila capim bermasalah lolos seleksi.
"Kalau mundur, mundur saja. Kan enggak ada yang melarang. Karena penasihat itu kan menasihati ya, diminta oleh pengurus ya, komisioner. Komisioner juga belum tentu membutuhkan dia," kata anggota Pansel Capim KPK Hendardi di Rumah Sakit Pusat Angkatan Daerah (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019.
Menurut dia, kegelisahan Tsani tak berdasar. Hendardi menyebut Pansel Capim KPK telah menyeleksi peserta dengan teliti. Publik pun diminta tak berandai-andai soal sosok capim yang bakal terpilih masuk ke Lembaga Antirasuah.
"Kan proses masih berlangsung, tahapan-tahapan seleksi," ujar Ketua Badan Pengurus Setara Institute itu.
Pansel, kata dia, telah menjalankan tahapan seleksi capim sesuai intruksi Presiden Joko Widodo. Baginya, peserta seleksi yang telah lolos seleksi sejauh ini adalah yang terpantas menjadi motor KPK.
Baca: PBNU Percaya Integritas Pansel Capim KPK
"Presiden mengarahkan apa? Pilih yang terbaik, putra-putri terbaik untuk memimpin KPK, ya itu yang kami lakukan. Jadi saya kira kalau soal nanti ada kerisauan, keresahan, itu kan asumsi," tandas dia.
Sebelumnya, Tsani mengancam melepas jabatan sebagai penasihat KPK periode 2017-2021 bila ada capim cacat etik terpilih sebagai pimpinan KPK 2019-2023. Tsani tak terima jika pimpinan KPK punya catatan merah.
"Bila orang-orang yang bermasalah terpilih sebagai komisioner KPK, insyaallah saya akan mengundurkan diri sebagai penasihat KPK sebelum mereka dilantik," kata Tsani, di Jakarta, seperti dilansir Antara, Minggu, 25 Agustus 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)