medcom.id, Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih menggali proses pengambilan keputusan ke Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi, Anwar Usman dan hakim konstitusi Wahiduddin Adams.
Hal ini diakui oleh kedua hakim konstitusi usai diperiksa untuk kasus dugaan suap Patrialis Akbar dalam uji materi Undang-undang Nomor 41 Tahun 2017.
"Saya dimintai keterangan ya masalah siapa panelnya, proses persidangan. Mulai dari pertama sampai pada pembacaan putusan," kata Anwar usai diperiksa di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 14 Februari 2017.
Anwar tak ingin membeberkan apa saja hal-hal yang secara spesifik ditanyakan. Namun dia memberi indikasi salah satunya terkait bocoran draft hasil putusan yang sama persis dengan amar putusan perkara nomor 129/PUU-XIII/2017.
"Ya itu sudah ada juga di majelis kehormatam dewan," kata dia.
Baca: Diperiksa KPK Sebelas Jam, Hakim Palguna Dicecar 18 Pertanyaan
Sementara itu, Wahiduddin menyebut dia juga ditanyai seputar hubungan Patrialis dengan tiga tersangka lain. Dia pun ditanya soal proses penetapan keputusan perkara MK.
Wahiduddin juga berbicara soal draft yang dipegang oleh tiap hakim. Dia mengakui, setiap hakim Mahkamah Konstitusi akan memegang draft sebelum putusan dibacakan.
"Ya karena ikut memutus ya punya drafnya," kata dia.
KPK sudah memeriksa empat dari sembilan hakim konstitusi. Empat nama tersebut yakni Manahan MP Sitompul, I Dewa Gede Palguna, Anwar Usman, dan Wahiduddin Adams.
Juru bicara KPK, Febri Diansyah menyebut komisi antirasuah juga terus gali proses putusan yang melibatkan sembilan hakim MK. Menggali indikasi Patrialis memengaruhi hakim lain, keterkaitan putusan dengan hakim lain, atau kasus ini dengan pemohon juga terus digali.
"Karena putusan ini dikeluarkan oleh sembilan hakim," kata Febri.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/ybJyYvAN" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih menggali proses pengambilan keputusan ke Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi, Anwar Usman dan hakim konstitusi Wahiduddin Adams.
Hal ini diakui oleh kedua hakim konstitusi usai diperiksa untuk kasus dugaan suap Patrialis Akbar dalam uji materi Undang-undang Nomor 41 Tahun 2017.
"Saya dimintai keterangan ya masalah siapa panelnya, proses persidangan. Mulai dari pertama sampai pada pembacaan putusan," kata Anwar usai diperiksa di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 14 Februari 2017.
Anwar tak ingin membeberkan apa saja hal-hal yang secara spesifik ditanyakan. Namun dia memberi indikasi salah satunya terkait bocoran draft hasil putusan yang sama persis dengan amar putusan perkara nomor 129/PUU-XIII/2017.
"Ya itu sudah ada juga di majelis kehormatam dewan," kata dia.
Baca: Diperiksa KPK Sebelas Jam, Hakim Palguna Dicecar 18 Pertanyaan
Sementara itu, Wahiduddin menyebut dia juga ditanyai seputar hubungan Patrialis dengan tiga tersangka lain. Dia pun ditanya soal proses penetapan keputusan perkara MK.
Wahiduddin juga berbicara soal draft yang dipegang oleh tiap hakim. Dia mengakui, setiap hakim Mahkamah Konstitusi akan memegang draft sebelum putusan dibacakan.
"Ya karena ikut memutus ya punya drafnya," kata dia.
KPK sudah memeriksa empat dari sembilan hakim konstitusi. Empat nama tersebut yakni Manahan MP Sitompul, I Dewa Gede Palguna, Anwar Usman, dan Wahiduddin Adams.
Juru bicara KPK, Febri Diansyah menyebut komisi antirasuah juga terus gali proses putusan yang melibatkan sembilan hakim MK. Menggali indikasi Patrialis memengaruhi hakim lain, keterkaitan putusan dengan hakim lain, atau kasus ini dengan pemohon juga terus digali.
"Karena putusan ini dikeluarkan oleh sembilan hakim," kata Febri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AZF)
