Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meminta kampus-kampus mewaspadai ideologi radikalisme menyusup. Kampus dinilai rawan terpapar paham radikal melalui jalur mahasiswa.
"Mahasiswa baru jadi pintu masuk radikalisme, misalnya lewat mentoring atau melalui bantuan mencarikan kos-kosan (indekos)," kata Kepala BNPT periode 2016-2020, Suhardi Alius, dalam keterangan tertulis, Selasa, 15 Juni 2021.
Suhadi meminta para rektor memantau kegiatan penerimaan mahasiswa baru. Kampus diminta tak lengah memantau beragam kegiatan mahasiswa baru hingga mudah disusupi kelompok teroris atau paham radikal.
"Jangan sampai seperti di sebuah kampus, rektor tidak tahu adanya deklarasi kelompok radikal. Saya tegur keras waktu itu rektornya," ujar Suhardi.
Baca: BNPT Gandeng PTPN dan USU Cegah Penyebaran Radikalisme
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar juga memperingatkan kampus-kampus. Boy mengakui banyak kampus yang saat ini mulai resah.
"Karena di sana muncul kelompok ekslusif dan intoleran," ujar Boy.
Boy mengatakan kewaspadaan masuknya ideologi radikal terhadap mahasiswa baru penting dilakukan. Terlebih, kata dia, kasus teroris atau radikalisme banyak menyasar kelompok milenial melalui media sosial.
"Sekitar 30 persen anak muda menggunakan media sosial dan mereka berpotensi disusupi radikalisme," ungkap Boy.
Mahasiswa baru disebut masih dalam proses pencarian identitas. Itu salah satu yang membuat mereka menjadi kelompok rentan.
Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meminta kampus-kampus mewaspadai ideologi radikalisme menyusup. Kampus dinilai rawan terpapar paham radikal melalui jalur mahasiswa.
"Mahasiswa baru jadi pintu masuk radikalisme, misalnya lewat
mentoring atau melalui bantuan mencarikan kos-kosan (indekos)," kata Kepala BNPT periode 2016-2020, Suhardi Alius, dalam keterangan tertulis, Selasa, 15 Juni 2021.
Suhadi meminta para rektor memantau kegiatan penerimaan mahasiswa baru. Kampus diminta tak lengah memantau beragam kegiatan mahasiswa baru hingga mudah disusupi kelompok
teroris atau paham radikal.
"Jangan sampai seperti di sebuah kampus, rektor tidak tahu adanya deklarasi kelompok radikal. Saya tegur keras waktu itu rektornya," ujar Suhardi.
Baca:
BNPT Gandeng PTPN dan USU Cegah Penyebaran Radikalisme
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar juga memperingatkan kampus-kampus. Boy mengakui banyak kampus yang saat ini mulai resah.
"Karena di sana muncul kelompok ekslusif dan intoleran," ujar Boy.
Boy mengatakan kewaspadaan masuknya ideologi radikal terhadap mahasiswa baru penting dilakukan. Terlebih, kata dia, kasus teroris atau
radikalisme banyak menyasar kelompok milenial melalui media sosial.
"Sekitar 30 persen anak muda menggunakan media sosial dan mereka berpotensi disusupi radikalisme," ungkap Boy.
Mahasiswa baru disebut masih dalam proses pencarian identitas. Itu salah satu yang membuat mereka menjadi kelompok rentan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(SUR)