Karo Penmas Polri Brigjen Rikwanto/MI/Romy Pujianto
Karo Penmas Polri Brigjen Rikwanto/MI/Romy Pujianto

Polri-Kemenlu Join Investigasi di Sudan

Lukman Diah Sari • 24 Januari 2017 17:01
medcom.id, Jakarta: Polri membantah tuduhan penyelundupan senjata di Sudan oleh petugas perdamaian Satgas FPU 8 Polri. Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto mengatakan, pihaknya segera mengirimkan tim untuk menyelesaikan kasus ini.
 
"Dari Indonesia akan segera memberangkatkan tim Polri dan Kementerian Luar Negeri untuk join investigasi dalam dugaan tersebut," kata Rikwanto di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (24/1/2017).
 
Rikwanto mengatakan, 139 personel FPU 8 itu bukan ditangkap. Mereka hanya ditunda kepulangannya karena menunggu hasil investigasi otoritas Sudan.

Dia menuturkan, personel telah meyiapkan segala keperluan dinas maupun pribadi saat Satgas FPU 8 hendak kembali ke Tanah Air. Mereka mengemas barang masing-masing ke dalam tas dengan warna serupa yang terdapat label nama dan pangkat masing-masing. Lambang bendera merah putih pun ada di tas tersebut.
 
"Tas ini dikumpulkan, ada banyak, ada 400 tas. Sebelum masuk ke kontainer biru dan hijau, tas diperiksa oleh tim Military Police Sudan dan hasil pemeriksaan tak ada masalah. Kemudian disegel. Tas tersebut dibawa ke bandara bersama tim. Sesampai di bandara, tas dibuka kembali untuk pemeriksaan x ray," papar dia.
 
Di tengah pemeriksaan, ada tas yang tak bercirikan Satgas FPU 8. Otoritas Sudan kemudian menanyakan perihal kepemilikan tas. Satgas FPU 8 menegaskan, tas tersebut bukan milik Indonesia.
 
"Tapi petugas (otoritas Sudan) tetap mengambil dan memeriksa ke x-ray dan didalamnya ada senjata. Jadi seolah-olah tas tersebut milik kontigen. Padahal dari awal tidak ada. Dari jenis identitas bukan milik kontigen," beber dia.
 
Kabid Humas Polda Metro Jaya itu mengatakan, selama ini petugas perdamaian Satgas FPU Polri selalu dinilai baik warga Sudan dan diakui pemerintah setempat sebagai petugas apik. PBB pun melabeli hal serupa.
 
"Insiden ini di luar dugaan, mudah-mudahan hasil investigasi bisa menyimpulkan apa yang terjadi sebenarnya," ucap dia.
 
Pasukan perdamaiam Indonesia di Dafur, Sudan, diduga menyeludupkan senjata beserta amunisi dan beberapa mineral berharga di negeri itu. Informasi itu disebarkan media Sudan, The Sudanese Media Center, Sabtu 21 Januari.
 
Pasukan perdamaian RI yang tergabung dalam misi penjaga perdamaian UNAMID ditunda kepulangannya di Bandara Al Fashir. Barang yang diduga diseludupkan meliputi senjata api dan amunisi termasuk 29 senapan Kalashnikov, empat senjata, 6 GM3, dan 64 jenis pistol.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan