Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Kompolnas Yakin Densus Punya Bukti Sunardi Terlibat Jamaah Islamiyah

Siti Yona Hukmana • 14 Maret 2022 12:10
Jakarta: Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menanggapi polemik penembakan dokter Sunardi, 54, di Sukoharjo, Jawa Tengah. Kompolnas menyebut polisi mengantongi bukti kuat keterlibatan dokter Sunardi dengan kelompok teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI).
 
"Sebelum menjadikan tersangka dan melakukan pengejaran, Densus 88 pasti sudah mendapatkan cukup data," kata Komisioner Kompolnas Poengky Indarti saat dikonfirmasi, Senin, 14 Maret 2022.
 
Poengky mengatakan dokter Sunardi anggota JI. Bahkan, selaku penanggung jawab organisasi Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) yang terafiliasi dengan JI.

"Yang membuat Densus 88 terpaksa melakukan tindakan tegas terukur adalah karena tersangka melakukan tindakan perlawanan menabrakan mobil yang membahayakan nyawa aparat dan masyarakat," beber juru bicara Kompolnas itu.
 
Poengky mengatakan polemik atau ketidakpercayaan masyarakat terhadap keterlibatan dokter Sunardi diduga terjadi karena aktivitas jaringan teroris sangat rapi. Sehingga, masyarakat tidak mungkin bisa melihat secara langsung. 
 
"Kita melihat dari praktik jaringan teroris yang ada di Indonesia, memang rata-rata pelakunya tidak diduga masyarakat. Justru ini yang perlu menjadi kewaspadaan masyarakat," ucap Poengky.
 
Baca: Densus 88 Siap Penuhi Panggilan Komnas HAM
 
Namun, Poengky menekankan penggunaan senjata api oleh anggota Polri harus memedomani Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 8 Tahun 2009. Pasal 49 ayat 1 beleid itu mengatur mengenai tanggung jawab penggunaan senjata api oleh polisi.
 
Dia juga meminta polisi menjalankan aturan Pasal 49 ayat 2 apabila ada pihak yang keberatan dengan tindakan penggunaan senjata api.  Aturan itu menyatakan petugas wajib membuat penjelasan secara rinci tentang alasan penggunaan senjata api.
 
Sunardi tewas saat upaya penangkapan di Jalan Bekonang, Sukoharjo, Jawa Tengah pukul 21.15 WIB pada Rabu, 9 Maret 2022. Sunardi yang merupakan dokter aktif di lembaga kemanusiaan HASI itu disebut melakukan perlawanan secara agresif kepada petugas. 
 
Dokter Sunardi dinilai melakukan aksi membayakan petugas dan masyarakat saat penangkapan. Dia akhirnya ditembak. Timah panas mengenai punggung atas dan bagian pinggul kanan bawah.
 
Dia tewas saat hendak dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polresta Surakarta, guna penanganan medis. Sementara, dua anggota Densus terluka akibat tersenggol dan terjatuh. Saat ini, kedua anggota tersebut tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan