medcom.id, Jakarta: Kuasa hukum Komjen Budi Gunawan (BG) menuding Tim Sembilan bentukan Presiden Joko Widodo punya niat terselubung. Ia menyoroti penyataan Ketua Tim Sembilan Syafii Maarif yang memastikan RI 1 tak akan melantik BG sebagai Kapolri.
"Hal ini juga kan berarti menciptakan suatu opini. Seperti kisruh DPR kemarin di mana opini yang berkembang di masyarakat adalah KMP dan KIH berantem dan terpecah belah. Padahal mereka makan bersama dan ketawa. Itu kan opini yang sengaja diciptakan," ucap Frederick dalam Primetime News, Metro TV, Rabu (4/2/2015).
Menurut dia, Syafii Maarif seolah-olah mendahului Presiden Joko Widodo karena telah menyatakan BG tak akan dilantik jadi Kapolri. Padahal, kata dia, penetapan dan pembatalan kapolri merupakan hak prerogatif presiden.
Langkah Syafii, lanjut Frederick, bisa membahayakan. Bukannya menyelesaikan konflik KPK-Polri, celetukan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini justru bisa memperkeruh suasana.
"Ini tuh sudah melangkahi presiden, membangun opini, dan juga ada tujuan tertentu. Kalau hal seperti ini dibiarkan dan diciptakan, negara akan semakin hancur," tukas Frederick.
medcom.id, Jakarta: Kuasa hukum Komjen Budi Gunawan (BG) menuding Tim Sembilan bentukan Presiden Joko Widodo punya niat terselubung. Ia menyoroti penyataan Ketua Tim Sembilan Syafii Maarif yang memastikan RI 1 tak akan melantik BG sebagai Kapolri.
"Hal ini juga kan berarti menciptakan suatu opini. Seperti kisruh DPR kemarin di mana opini yang berkembang di masyarakat adalah KMP dan KIH berantem dan terpecah belah. Padahal mereka makan bersama dan ketawa. Itu
kan opini yang sengaja diciptakan," ucap Frederick dalam
Primetime News, Metro TV, Rabu (4/2/2015).
Menurut dia, Syafii Maarif seolah-olah mendahului Presiden Joko Widodo karena telah menyatakan BG tak akan dilantik jadi Kapolri. Padahal, kata dia, penetapan dan pembatalan kapolri merupakan hak prerogatif presiden.
Langkah Syafii, lanjut Frederick, bisa membahayakan. Bukannya menyelesaikan konflik KPK-Polri, celetukan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini justru bisa memperkeruh suasana.
"Ini
tuh sudah melangkahi presiden, membangun opini, dan juga ada tujuan tertentu. Kalau hal seperti ini dibiarkan dan diciptakan, negara akan semakin hancur," tukas Frederick.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)