Wayan Mirna Salihin bersama suaminya Arief Sumarko. Foto: Facebook
Wayan Mirna Salihin bersama suaminya Arief Sumarko. Foto: Facebook

Mengenal Wayan Mirna Salihin saat di Bangku Sekolah

Arga sumantri • 16 Agustus 2016 15:54
medcom.id, Jakarta: Wayan Mirna Salihin masih jadi sorotan publik setelah dirinya meninggal usai menyuruput kopi Vietnam yang dipesan Jessica Kumala Wongso, Rabu 6 Januari 2016. Mirna diduga dibunuh. Kasusnya kini masih bergulir di Pengadilan Negeri Jakart Pusat.
 
Setengah tahun lebih kasus kematiannya bergulir. Selama itu pula, perkembangan kasus kematian Mirna menyita perhatian publik.
 
Mirna, bukanlah publik figur atau sosok yang populer di mata publik sebelum kasusnya mencuat. Tapi, peristiwa yang menimpanya, menjadi sorotan media massa.  Siapa sebenarnya sosok Mirna? Metrotvnews.com coba menelusuri masa lalu Mirna saat duduk di bangku sekolah.
 
Mirna cukup lama tinggal di Australia. Dia pindah ke Negeri Kangguru sekitar 2005 buat melanjutkan sekolah di Billy Blue College. Sebelum itu, Mirna mengenyam pendidikan di Jubilee School, sebuah sekolah swasta ternama setingkat SMP di Sunter, Jakarta Utara. Pada 2002, Mirna masuk bersama saudari kembarnya, I Made Sandy Salihin.
 
Mengenal Wayan Mirna Salihin saat di Bangku Sekolah
Kepala Sekolah Jubilee School, Kiran Gandhi. Foto: MTVN/Arga Sumantri
 

Kepala Sekolah Jubilee School, Kiran Gandhi, ingat betul dengan Mirna. Sebab, Mirna merupakan anak didik angkatan pertama, saat dia baru mengajar di sana.
 
"Ingat betul karena waktu itu Mirna angkatan pertama saya mengajar pertama kali jadi guru di sini," kata Kiran saat berbincang dengan Metrotvnews.com di Gedung Jubilee School, Sunter, Jakarta Utara, Selasa (16/8/2016).
 
Mirna mudah diingat karena parasnya ayu dan dikenal sebagai siswi yang cukup menonjol dari sisi akademis. "Bisa dibilang, beauty and brain dia itu paling sempurna," kata Kiran.

Lihat: Perjalanan Berliku Kasus Wayan Mirna
 
Selain cantik dan pintar, perangai Mirna juga ciamik. Kendati masuk golongan siswi yang jadi idola, dia tetap rendah hati dan mudah bergaul. Sekolah tak punya catatan merah soal perangai Mirna. Dia bukan siswi yang suka berulah, apalagi bermasalah.
 
"Teman, guru banyak yang suka sama dia, baik itu anak," ujar Kiran.
 
Jika boleh membandingkannya dengan Sandy, kata Kiran, Mirna sedikit lebih unggul dari sisi akademis. Tapi selebihnya, perangai si kembar itu serupa, hampir tak ada cacat.
 
Desas-desus sempat berhembus kencang kalau peristiwa yang menimpa Mirna, dilatarbelakangi urusan asmara sesama jenis. Tapi hal itu ditepis Kiran. Dia berani menjamin, saat menjadi anak didiknya, tak ada hal yang mengindikasi soal kabar tersebut.
 
"Cewek yang normal, seadanya. Pacaran, jadian, putus, jadian, pergaulan juga sangat sehat," kata pria keturunan India itu.
 Mengenal Wayan Mirna Salihin saat di Bangku Sekolah
Jubilee School, sebuah sekolah swasta ternama setingkat SMP di Sunter, Jakarta Utara. Foto:MTVN/Arga Sumantri.
 

Sekolah juga tak mendapati masalah di keluarga Mirna. Ayah dan ibunya, Edi Darmawan Salihin dan Ni Ketut Sianty, dikenal sangat mendukung Mirna di segala bidang. Anak sulung itu boleh jadi punya masa remaja yang mengasyikkan dengan keluarga.
 
Mirna tidak satu sekolah dengan Jessica.
 
Lepas kasus Mirna mencuat, asal-usul Mirna dan Jessica dikorek. Informasi sempat berembus keduanya pernah satu sekolah di Jubilee School. Tapi hal itu dibantah Kiran.
 
"Ada dua nama Jessica yang satu angkatan sama Mirna. Tapi, setelah kita cek, Jessica yang dimaksud ternyata berbeda, bukan yang ini (Jessica Wongso)," beber Kiran.
 
Selain dengan Sandy, Mirna juga satu sekolah dengan suami saudari kembarnya, Christopher. Mereka satu angkatan, tapi beda kelas.
 
Lepas lulus bangku SMP, Mirna melanjutkan SMA di tempat yang sama. Tapi tak lama, cuma setahun.
 
Sekolah Jubilee School, menganut kurikulum Cambridge. Makanya, saat Mirna lulus di kelas 10, dia sudah mendapat ijazah internasional. Dia bisa langsung melanjutkan kuliah, tapi di luar negeri.
 
Mengenal Wayan Mirna Salihin saat di Bangku Sekolah
Kopi Vietnam (kiri) dan Wayan Mirna Salihin. Foto: Facebook Wayan Mirna Salihin
 
 
Memindahkan anak ke luar negeri setelah lulus kelas 10 dari Jubilee School, kata Kiran, jadi tren saat itu. Maklum, hampir seluruh siswa di situ berasal dari kalangan borjuis, termasuk Mirna.
 
Pada 2005, keluarga memilih menyekolahkan Mirna ke luar negeri. Saat itu, hanya ada dua negara yang menerima ijazah Cambridge, yakni Singapura dan Australia.
 
"Kalau jaman Mirna, itu tidak aneh. Banyak yang rombongannya (angkatan Mirna) berangkat ke Australia saat baru lulus kelas 10. Karena bagi mereka pendidikan di sana lebih bagus daripada di sini," beber Kiran.
 
Kiran mengaku memantau perkembangan kasus yang menimpa Mirna. Mereka masih terheran-heran, mengapa hidup Mirna berakhir mengenaskan.
 
"Kami sebagai orang yang pernah mengenal Mirna, tentu berharap segera terungkap siapa pelakunya. Biar dia tenang, sudah lama juga kasusnya belum selesai," kata Kiran.
 
Lihat: Menanti Akhir Cerita Kasus Wayan Mirna
 
Kasus kematian Mirna, masih bergulir di meja hijau. Jessica masih jadi terdakwa tunggal. Jessica masih menampik kalau dia yang membuat Mirna semaput.
 
Kendati, Jessica merupakan rekan, sekaligus orang yang memesankan kopi Mirna. Jaksa Penuntut Umum (JPU) mendakwa Jessica dengan Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati.
 
Teman Mirna saat bersama-sama mengenyam bangku kuliah di Billy Blue College Australia itu kini sedang menunggu ketukan palu hakim, buat menentukan nasibnya.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FZN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan