medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo disarankan membentuk tim independen untuk mengungkap kebenaran cerita gembong narkoba Freddy Budiman kepada Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar.
Haris mengatakan, tim independen dapat mengusut kebenaran dugaan adanya keterlibatan oknum aparat penegak hukum dalam kasus narkoba. Haris menilai, keterlibatan oknum penegak hukum dalam kasus narkoba merupakan persoalan besar.
"Presiden bikin tim independenlah, karena ini persoalannya (besar)," kata Haris kepada Metrotvnews.com, Kamis (4/8/2016).
Baca: BNN dan TNI Laporkan Haris Azhar ke Polisi
Haris mengaku punya banyak informasi terkait keterlibatan penegak hukum nakal dalam kasus narkoba. "Saya punya banyak informasi seluar biasa apa itu (keterlibatan aparat)," tegasnya.
Haris meminta pemerintah cepat menyelesaikan kasus ini. Jika masalah ini tidak dibongkar, kasus narkoba tak akan selesai. Apalagi, kata dia, Presiden telah menganggap narkoba sebagai kejahatan luar biasa.
"Kalau enggak begini (dibongkar) nanti sehari-hari ya begini saja. Penangkapan-penangkapan tetapi barang itu masuk terus," kata Haris.
Lihat: Instruksi Presiden Terkait Laporan Haris Azhar
Haris Azhar mengaku mendapatkan kesaksian dari Freddy ketika bertemu di penjara Nusakambangan pada 2014. Dalam tulisan itu Haris mengungkap tuduhan suap ratusan miliar rupiah yang dilakukan terpidana mati narkoba kepada BNN dan pejabat Mabes Polri.
Haris juga mengungkapkan ada asupan dana untuk melancarkan peredaran narkoba milik Freddy Budiman sebesar Rp450 miliar untuk BNN serta Rp90 miliar untuk pejabat tertentu di Mabes Polri. Hal itu diungkapkan haris melalui postingan di media sosial Facebook.
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo disarankan membentuk tim independen untuk mengungkap kebenaran cerita gembong narkoba Freddy Budiman kepada Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar.
Haris mengatakan, tim independen dapat mengusut kebenaran dugaan adanya keterlibatan oknum aparat penegak hukum dalam kasus narkoba. Haris menilai, keterlibatan oknum penegak hukum dalam kasus narkoba merupakan persoalan besar.
"Presiden bikin tim independenlah, karena ini persoalannya (besar)," kata Haris kepada
Metrotvnews.com, Kamis (4/8/2016).
Baca:
BNN dan TNI Laporkan Haris Azhar ke Polisi
Haris mengaku punya banyak informasi terkait keterlibatan penegak hukum nakal dalam kasus narkoba. "Saya punya banyak informasi seluar biasa apa itu (keterlibatan aparat)," tegasnya.
Haris meminta pemerintah cepat menyelesaikan kasus ini. Jika masalah ini tidak dibongkar, kasus narkoba tak akan selesai. Apalagi, kata dia, Presiden telah menganggap narkoba sebagai kejahatan luar biasa.
"Kalau enggak begini (dibongkar) nanti sehari-hari ya begini saja. Penangkapan-penangkapan tetapi barang itu masuk terus," kata Haris.
Lihat:
Instruksi Presiden Terkait Laporan Haris Azhar
Haris Azhar mengaku mendapatkan kesaksian dari Freddy ketika bertemu di penjara Nusakambangan pada 2014. Dalam tulisan itu Haris mengungkap tuduhan suap ratusan miliar rupiah yang dilakukan terpidana mati narkoba kepada BNN dan pejabat Mabes Polri.
Haris juga mengungkapkan ada asupan dana untuk melancarkan peredaran narkoba milik Freddy Budiman sebesar Rp450 miliar untuk BNN serta Rp90 miliar untuk pejabat tertentu di Mabes Polri. Hal itu diungkapkan haris melalui postingan di media sosial Facebook.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)