Jakarta: Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menjelaskan persentase penggunaan anggaran Polri untuk impor hanya sebesar 2 persen dan untuk membeli baju tim penjinak bom (jibom) dengan keamanan standar tinggi. Pasalnya, Indonesia belum menjual perlengkapan tersebut.
"Baju bom itu standar keamanan tinggi dan itu kan pengadannya untuk Gegana yang ada di Mabes Polri dan 34 provinsi di Polda," jelas Dedi dalam keterangan tertulis, Senin, 28 maret 2022.
Dedi menyebut perlengkapan baju lainnya yang diimpor yaitu untuk unit Kimia, Biologi, dan Radioaktif (KBR) yang memerlukan standar serupa. Baju tersebut memerlukan ketahanan radiasi yang mumpuni.
"Baju-baju yang tahan radiasi itu yang memproduksi orang-orang atau negara-negara yang pernah berurusan dengan radiasi nuklir karena ini menyangkut keselamatan tinggi anggota," beber mantan Kapolda Kalimantan Tengah itu.
Baca: Presiden Instruksikan 40% Anggaran Belanja Negara untuk Produk Lokal
Ia mengeklaim sebagian besar kebutuhan logistik Polri telah menggunakan produk dalam negeri. Persentase anggaran belanja yang dikeluarkan untuk produk dalam negeri mencapai 98 persen. Dia menyebut alokasi anggaran tersebut sesuai dengan standar dari Kementerian Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves).
"Polri menggunakan produk dalam negeri yang sesuai target dari Kementerian Marves, kan 40 persen belanja barang itu harus dibelanjakan untuk produksi dalam negeri, Polri sudah melampaui itu," ujar jenderal bintang dua itu.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengaku jengkel jajarannya banyak menggunakan anggaran negar masih membeli produk luar negeri. Polri jadi salah satu lembaga yang ikut kena sentil Kepala Negara.
Jakarta: Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menjelaskan persentase penggunaan anggaran
Polri untuk impor hanya sebesar 2 persen dan untuk membeli baju tim penjinak bom (jibom) dengan keamanan standar tinggi. Pasalnya, Indonesia belum menjual perlengkapan tersebut.
"Baju bom itu standar keamanan tinggi dan itu
kan pengadannya untuk Gegana yang ada di Mabes Polri dan 34 provinsi di Polda," jelas Dedi dalam keterangan tertulis, Senin, 28 maret 2022.
Dedi menyebut perlengkapan baju lainnya yang diimpor yaitu untuk unit Kimia, Biologi, dan Radioaktif (KBR) yang memerlukan standar serupa. Baju tersebut memerlukan ketahanan radiasi yang mumpuni.
"Baju-baju yang tahan radiasi itu yang memproduksi orang-orang atau negara-negara yang pernah berurusan dengan radiasi nuklir karena ini menyangkut keselamatan tinggi anggota," beber mantan Kapolda Kalimantan Tengah itu.
Baca:
Presiden Instruksikan 40% Anggaran Belanja Negara untuk Produk Lokal
Ia mengeklaim sebagian besar kebutuhan logistik Polri telah menggunakan produk dalam negeri. Persentase
anggaran belanja yang dikeluarkan untuk produk dalam negeri mencapai 98 persen. Dia menyebut alokasi anggaran tersebut sesuai dengan standar dari Kementerian Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves).
"Polri menggunakan produk dalam negeri yang sesuai target dari Kementerian Marves, kan 40 persen belanja barang itu harus dibelanjakan untuk produksi dalam negeri, Polri sudah melampaui itu," ujar jenderal bintang dua itu.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengaku jengkel jajarannya banyak menggunakan anggaran negar masih membeli produk luar negeri. Polri jadi salah satu lembaga yang ikut kena sentil Kepala Negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)