medcom.id, Jakarta: Bareskrim Mabes Polri sudah mengantongi pelaku yang membocorkan naskah soal Ujian Nasional (UN) 2015. Pelaku diduga berasal dari Perum Percetakan Negara Jakarta.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan menilai, pelaku tak hanya membocorkan tetapi juga mencederai kerja keras ratusan ribu orang yang terlibat dalam pelaksanaan UN.
"Mereka (guru-guru) jaga itu dengan hati-hati dan amanah karena ini adalah rahasia, lalu ada orang yang meng-upload itu. Jadi satu orang ini bukan sekedar membocorkan, dia juga mengkhianati ratusan ribu orang yang bekerja disiplin menjaga amanah itu," ungkap Anies di Kantor Kemendikbud Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (16/4/2015).
Karena itu, kata Anies, Ia tak akan menoleransi pelaku tersebut dan akan terus memprosesnya melalui jalur hukum. "Karenanya saya mengatakan ini proses hukum tidak bisa dikecualikan," ujarnya.
Pelaku diketahui mengunduh 30 set dari 11730 set soal UN dalam bentuk PDF melalui akun Google Drivenya.
Seperti diberitakan sebelumnya, tim Bareskrim Mabes Polri telah menggeledah Perum Percetakan Negara yang beralamat di Jalan percetakan Negara, Jakarta Pusat, kemarin (15/4). Polisi sudah menyita barang-barang yang kemungkinan memiliki keterkaitan dengan kasus kebocoran soal ujian. Sejumlah pegawai dibawa ke Mabes Polri untuk dimintai keterangan sebagai saksi.
Kemendikbud mendapatkan laporan adanyan kebocoran soal UN pada hari Senin (13/4). Anies langsung bertindak tegas dengan melaporkannya ke Bareskrim Mabes Polri.
Pelaku diketahui mengunduh 30 set soal UN dalam bentuk PDF melalui akun Google Drivenya. Di hari yang sama (Senin) Anies langsung berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) dan Google Inc di Amerika Serikat untuk segera menghapus file tersebut dan menonaktifkan akunnya.
Meski hanya mengunduh 30 set dari 11730 set soal UN, Anies tetap menyayangkan perbuatan tersebut, hal itu tetap mencoreng pelaksanaan UN. "Secara jumlah memang tidak banyak, tetapi itu bukan soal jumlahnya. Meskipun kecil itu tercoreng, tidak ada toleransi," ungkapnya.
medcom.id, Jakarta: Bareskrim Mabes Polri sudah mengantongi pelaku yang membocorkan naskah soal Ujian Nasional (UN) 2015. Pelaku diduga berasal dari Perum Percetakan Negara Jakarta.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan menilai, pelaku tak hanya membocorkan tetapi juga mencederai kerja keras ratusan ribu orang yang terlibat dalam pelaksanaan UN.
"Mereka (guru-guru) jaga itu dengan hati-hati dan amanah karena ini adalah rahasia, lalu ada orang yang meng-upload itu. Jadi satu orang ini bukan sekedar membocorkan, dia juga mengkhianati ratusan ribu orang yang bekerja disiplin menjaga amanah itu," ungkap Anies di Kantor Kemendikbud Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (16/4/2015).
Karena itu, kata Anies, Ia tak akan menoleransi pelaku tersebut dan akan terus memprosesnya melalui jalur hukum. "Karenanya saya mengatakan ini proses hukum tidak bisa dikecualikan," ujarnya.
Pelaku diketahui mengunduh 30 set dari 11730 set soal UN dalam bentuk PDF melalui akun Google Drivenya.
Seperti diberitakan sebelumnya, tim Bareskrim Mabes Polri telah menggeledah Perum Percetakan Negara yang beralamat di Jalan percetakan Negara, Jakarta Pusat, kemarin (15/4). Polisi sudah menyita barang-barang yang kemungkinan memiliki keterkaitan dengan kasus kebocoran soal ujian. Sejumlah pegawai dibawa ke Mabes Polri untuk dimintai keterangan sebagai saksi.
Kemendikbud mendapatkan laporan adanyan kebocoran soal UN pada hari Senin (13/4). Anies langsung bertindak tegas dengan melaporkannya ke Bareskrim Mabes Polri.
Pelaku diketahui mengunduh 30 set soal UN dalam bentuk PDF melalui akun Google Drivenya. Di hari yang sama (Senin) Anies langsung berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) dan Google Inc di Amerika Serikat untuk segera menghapus file tersebut dan menonaktifkan akunnya.
Meski hanya mengunduh 30 set dari 11730 set soal UN, Anies tetap menyayangkan perbuatan tersebut, hal itu tetap mencoreng pelaksanaan UN. "Secara jumlah memang tidak banyak, tetapi itu bukan soal jumlahnya. Meskipun kecil itu tercoreng, tidak ada toleransi," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)