medcom.id, Jakarta: Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad disebut enam kali bertemu elite PDI Perjuangan. Plt Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bahkan menuding dalam pertemuan tersebut Samad menjadikan KPK sebagai alat politik.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai ada penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan Samad seandainya pertemuan itu benar-benar terjadi.
"Ini kan sebenarnya memang kalau etika, tidak benar. Kalau benar, masa ada pertemuan sampai enam kali. Ini bisa dikatakan abuse of power. Karena KPK lembaga yang institusinya kuat secara Undang-undang. Bisa melakukan apa saja," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (4/2/2015).
Menjadi pimpinan sebuah lembaga yang kuat, tambah Fadli, mempunyai tendensi memiliki kekuatan absolut. Untuk itu KPK pun menjadi super power. Penyalahgunaan kewenangan pun sangat mungkin dilakukan.
"Jadi orang-orangnya harus yang sudah teruji di KPK. Tingkat kebersihan dan keegarawanannya. Kalau dia masih hobi dengan bersifat duniawi, harus hati-hati. Termasuk nafsu untuk power menjadi wapres, presiden atau menteri dan lain-lain. Belum lagi terkait godaan uang, wanita, dll," tambah Fadli.
Sebelumnya, Plt Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto membeberkan pertemuan-pertemuan rahasia Abraham Samad dengan elite PDI Perjuangan menjelang pemilihan umum presiden.
Abraham Samad gencar melobi petinggi PDI Perjuangan untuk mewujudkan ambisinya menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo.
Hasto menjelaskan, dalam sebuah pertemuan, Samad mengatakan berkat dirinya, hukuman seorang kader PDI Perjuangan yang terjerat kasus korupsi relatif ringan. Hasto mengaku kaget mendengar pernyataan Samad tersebut.
medcom.id, Jakarta: Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad disebut enam kali bertemu elite PDI Perjuangan. Plt Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bahkan menuding dalam pertemuan tersebut Samad menjadikan KPK sebagai alat politik.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai ada penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan Samad seandainya pertemuan itu benar-benar terjadi.
"Ini kan sebenarnya memang kalau etika, tidak benar. Kalau benar, masa ada pertemuan sampai enam kali. Ini bisa dikatakan
abuse of power. Karena KPK lembaga yang institusinya kuat secara Undang-undang. Bisa melakukan apa saja," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (4/2/2015).
Menjadi pimpinan sebuah lembaga yang kuat, tambah Fadli, mempunyai tendensi memiliki kekuatan absolut. Untuk itu KPK pun menjadi super power. Penyalahgunaan kewenangan pun sangat mungkin dilakukan.
"Jadi orang-orangnya harus yang sudah teruji di KPK. Tingkat kebersihan dan keegarawanannya. Kalau dia masih hobi dengan bersifat duniawi, harus hati-hati. Termasuk nafsu untuk power menjadi wapres, presiden atau menteri dan lain-lain. Belum lagi terkait godaan uang, wanita, dll," tambah Fadli.
Sebelumnya, Plt Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto membeberkan pertemuan-pertemuan rahasia Abraham Samad dengan elite PDI Perjuangan menjelang pemilihan umum presiden.
Abraham Samad gencar melobi petinggi PDI Perjuangan untuk mewujudkan ambisinya menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo.
Hasto menjelaskan, dalam sebuah pertemuan, Samad mengatakan berkat dirinya, hukuman seorang kader PDI Perjuangan yang terjerat kasus korupsi relatif ringan. Hasto mengaku kaget mendengar pernyataan Samad tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(KRI)