medcom.id, Jakarta: Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengingatkan polisi wanita jangan berswafoto (selfie) dengan gaya tidak etis karena berdampak negatif bagi citra Polri. Apalagi, foto selfie dengan gaya tidak etis diunggah ke media sosial.
Tito mengatakan, menjadi polisi tentu jadi kebanggan, apalagi dengan seragam cokelat. Di tengah kegembiraan, Tito khawatir polisi tidak menyadari dampak dari apa yang diperbuat.
“Mereka sering upload selfie dalam posisi yang tidak baik dan kurang etis," kata Tito saat syukuran ulang tahun ke-68 polisi wanita di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (1/9/2016).
Sejumlah polwan berfoto 'selfie' di halaman Polda Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Kamis 26 Maret 2015. Antara Foto/Zabur Karuru
Tito mencontohkan, ada polisi pria dan polwan swafoto dengan pakaian dinas sambil berciuman dan kemudian diunggah di media sosial. Tito tidak ingin hal itu kembali terjadi karena dampaknya buruk bagi Kepolisian.
“Masayarakat akan melihat, kok polwan seperti itu? Nanti image semua polwan seperti itu, padahal tidak," jelas Tito.
Secara spesifik Tito menegaskan dirinya tidak ingin polwan selfie bergaya 'duck face' atau menjulurkan lidah dan berkaca mata kemudian ditampilkan di media sosial. Menurutnya, polisi tidak pantas bergaya seperti itu.
“Selfie sambil melet-melet pakai kaca mata, itu cenderung lucu tetapi dampaknya negatif," kata dia.
Polwan Perbaiki Citra Polisi
Tito berharap, polisi wanita bisa memperbaiki citra Polri, antara lain melalui media sosial. Menurut Tito, polwan banyak kelebihan dibandingkan polisi pria. Polwan cenderung resisten terhadap aksi koruptif.
Hal seperti itu lah yang menurut Tito pantas diunggah ke media sosial. "Yang di lalu lintas, disemprit kemudian disogok, (polwan) malah bentak balik karena lebih sensitif," terang Tito.
Polwan dibantu warga mendorong mobil yang mogok di exit Tol Brebes Timur, Jawa Tengah, Minggu 3 Juli 2016. Antara Foto/Oky Lukmansyah
Tak hanya resisten terhadap suap, kelebihan lain polwan adalah bisa menggunakan sesitifitas dan kelembutannya untuk menginterogasi pelanggar hokum, termasuk terduga teroris. Berbeda dengan polisi laki-laki yang mengandalkan kekuatan otot.
"Kalau tersangka ditangani polisi laki-laki biasanya main pukul. Kalau perempuan didekati supaya bisa bicara. Banyak kasus teroris didekati polwan jadi lebih terbuka," tuturnya.
Polwan juga dipercaya mampu melunakan massa saat unjuk rasa. Polwan dipercaya bisa menangani kasus yang berhubungan dengan perempuan dan anak, sebab polwan memiliki kepekaan dan sesitifitas lebih dibanding laki-laki.
"Saya harap Polwan bisa jadi motor memperbaiki citra Polri. Di mata publik, citra polwan lebih baik," tukasnya.
medcom.id, Jakarta: Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengingatkan polisi wanita jangan berswafoto (selfie) dengan gaya tidak etis karena berdampak negatif bagi citra Polri. Apalagi, foto selfie dengan gaya tidak etis diunggah ke media sosial.
Tito mengatakan, menjadi polisi tentu jadi kebanggan, apalagi dengan seragam cokelat. Di tengah kegembiraan, Tito khawatir polisi tidak menyadari dampak dari apa yang diperbuat.
“Mereka sering upload selfie dalam posisi yang tidak baik dan kurang etis," kata Tito saat syukuran ulang tahun ke-68 polisi wanita di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (1/9/2016).
Sejumlah polwan berfoto 'selfie' di halaman Polda Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Kamis 26 Maret 2015. Antara Foto/Zabur Karuru
Tito mencontohkan, ada polisi pria dan polwan swafoto dengan pakaian dinas sambil berciuman dan kemudian diunggah di media sosial. Tito tidak ingin hal itu kembali terjadi karena dampaknya buruk bagi Kepolisian.
“Masayarakat akan melihat, kok polwan seperti itu? Nanti image semua polwan seperti itu, padahal tidak," jelas Tito.
Secara spesifik Tito menegaskan dirinya tidak ingin polwan selfie bergaya 'duck face' atau menjulurkan lidah dan berkaca mata kemudian ditampilkan di media sosial. Menurutnya, polisi tidak pantas bergaya seperti itu.
“Selfie sambil melet-melet pakai kaca mata, itu cenderung lucu tetapi dampaknya negatif," kata dia.
Polwan Perbaiki Citra Polisi
Tito berharap, polisi wanita bisa memperbaiki citra Polri, antara lain melalui media sosial. Menurut Tito, polwan banyak kelebihan dibandingkan polisi pria. Polwan cenderung resisten terhadap aksi koruptif.
Hal seperti itu lah yang menurut Tito pantas diunggah ke media sosial. "Yang di lalu lintas, disemprit kemudian disogok, (polwan) malah bentak balik karena lebih sensitif," terang Tito.
Polwan dibantu warga mendorong mobil yang mogok di exit Tol Brebes Timur, Jawa Tengah, Minggu 3 Juli 2016. Antara Foto/Oky Lukmansyah
Tak hanya resisten terhadap suap, kelebihan lain polwan adalah bisa menggunakan sesitifitas dan kelembutannya untuk menginterogasi pelanggar hokum, termasuk terduga teroris. Berbeda dengan polisi laki-laki yang mengandalkan kekuatan otot.
"Kalau tersangka ditangani polisi laki-laki biasanya main pukul. Kalau perempuan didekati supaya bisa bicara. Banyak kasus teroris didekati polwan jadi lebih terbuka," tuturnya.
Polwan juga dipercaya mampu melunakan massa saat unjuk rasa. Polwan dipercaya bisa menangani kasus yang berhubungan dengan perempuan dan anak, sebab polwan memiliki kepekaan dan sesitifitas lebih dibanding laki-laki.
"Saya harap Polwan bisa jadi motor memperbaiki citra Polri. Di mata publik, citra polwan lebih baik," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TRK)