Jakarta: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly melakukan kunjungan kerja ke Aceh, hari ini, Kamis, 12 April 2018. Yasonna ingin memastikan Lapas di Aceh terbebas dari peredaran narkoba.
"Lapas Aceh itu banyak narkoba, baru peristiwa yang lalu di mana ada peristiwa pelarian dan lainnya, ini yang mau saya cek ke sana, kalau sekarang sudah oke," kata Yasonna di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jakarta, Kamis 12 April 2018.
Yasonna mengungkapkan, dahulu pengamanan Lapas di Aceh sangat longgar. Napi bisa hilir mudik keluar masuk penjara dengan leluasa. Hal ini dilatarbelakangi peristiwa politik masa lalu.
"Sehingga ada orang-orang yang di dalam itu merasa ada kekuatan keluar dengan mengancam. Ini sudah perlahan-lahan sudah membaik dan akhirnya selesai," beber Yasonna.
Belum lama ini, Dirjen PAS memindahkan 50 napi bermasalah dari Lapas Banda Aceh karena dikhawatirkan dapat mengotori sistem yang sudah berjalan baik. Pengamanan yang longgar, kata Yasonna, banyak napi narkoba ingin dipindahkan ke Lapas di Aceh.
"Dengan alasan tersebut. Yakni mengancam sehingga mereka bisa keluar," ucap dia.
Yasonna ingin memastikan unit pelaksana teknis (UPT) bekerja dengan baik dan betul. Apalagi, tahun ini ada penambahan jumlah sipir sehingga permasalahan kekurangan sumber daya manusia di lapas bisa teratasi.
"Saya selalu mengatakan kepada mereka (sipir baru), jadilah mata dan telinga saya. Karena kalian adalah orang baru, jika rekan kerja kalian melakukan penyimpangan atau ada indikasi peyimpangan maka langsung lapor ke saya melalui ajudan. saya kasih nomer ajudan kepada mereka," pungkas dia.
Jakarta: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly melakukan kunjungan kerja ke Aceh, hari ini, Kamis, 12 April 2018. Yasonna ingin memastikan Lapas di Aceh terbebas dari peredaran narkoba.
"Lapas Aceh itu banyak narkoba, baru peristiwa yang lalu di mana ada peristiwa pelarian dan lainnya, ini yang mau saya cek ke sana, kalau sekarang sudah oke," kata Yasonna di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jakarta, Kamis 12 April 2018.
Yasonna mengungkapkan, dahulu pengamanan Lapas di Aceh sangat longgar. Napi bisa hilir mudik keluar masuk penjara dengan leluasa. Hal ini dilatarbelakangi peristiwa politik masa lalu.
"Sehingga ada orang-orang yang di dalam itu merasa ada kekuatan keluar dengan mengancam. Ini sudah perlahan-lahan sudah membaik dan akhirnya selesai," beber Yasonna.
Belum lama ini, Dirjen PAS memindahkan 50 napi bermasalah dari Lapas Banda Aceh karena dikhawatirkan dapat mengotori sistem yang sudah berjalan baik. Pengamanan yang longgar, kata Yasonna, banyak napi narkoba ingin dipindahkan ke Lapas di Aceh.
"Dengan alasan tersebut. Yakni mengancam sehingga mereka bisa keluar," ucap dia.
Yasonna ingin memastikan unit pelaksana teknis (UPT) bekerja dengan baik dan betul. Apalagi, tahun ini ada penambahan jumlah sipir sehingga permasalahan kekurangan sumber daya manusia di lapas bisa teratasi.
"Saya selalu mengatakan kepada mereka (sipir baru), jadilah mata dan telinga saya. Karena kalian adalah orang baru, jika rekan kerja kalian melakukan penyimpangan atau ada indikasi peyimpangan maka langsung lapor ke saya melalui ajudan. saya kasih nomer ajudan kepada mereka," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)