Jakarta: Calon Anggota Legislatif (Caleg) Partai Garuda, berinisial YW, diduga memerintahkan 200 orang menyerang kantor DPRD Jayawijaya, Papua. Penyerangan dilakukan karena tak terima dengan perolehan suara Pemilu 2024.
Kapolres Jayawijaya AKBP Heri Wibowo mengatakan hasil suara yang diperoleh di lapangan berbeda pada saat pleno di tingkat kabupaten. Dia mencurigai ada pengalihan suara.
"Dan ia mencurigai suara tersebut dialihkan ke caleg lain," kata Heri melalui keterangan tertulis, Selasa, 12 Maret 2024.
YW tak terima dengan keputusan tersebut. YW meminta kerabatnya melakukan penyerangan.
"Penyerangan tersebut merupakan perintah YW dengan sasaran utama adalah PPD Distrik Wame," ungkap dia.
Namun, saat ini situasi dipastikan sudah kembali kondusif. Polisi juga masih melakukan penyelidikan dengan memeriksa 14 orang tersebut dengan inisial Pdt. JK (45), TE (19), YK (33), OK (30), PW (37), NW, EW (21), SW (23), HK, YW (18), HW (18) OW (47), MK (25) dan GW (35).
Insiden penyerangan ini terjadi saat rapat pleno rekapitulasi suara Pemilu 2024 tingkat Kabupaten di kantor DPRD Jayawijaya, Senin, 11 Maret 2024 pukul 02.30 WIT. Penyerangan dilakukan oleh lebih kurang 200 simpatisan salah satu caleg.
Penyerangan tersebut terjadi setelah pleno tingkat kabupaten untuk Distrik Wame disetop sementara. Kemudian, masyarakat yang berjumlah kurang lebih 200 orang memaksa masuk ke dalam kantor DPRD.
Selanjutnya langsung melakukan penyerangan menggunakan panah, ketapel dan batu terhadap personel yang melakukan pengamanan. Setelah penyerangan tersebut, personel yang melaksanakan pengamanan langsung melakukan pembubaran.
Aparat menggunakan tindakan dengan mengeluarkan tembakan peringatan serta gas air mata (flashball). Setelah massa berhasil dipukul mundur menggunakan gas air mata, polisi melakukan razia terhadap masyarakat yang berada di sekitar lokasi.
Hasilnya ditemukan lima bilah parang, dua bilah pisau, lima buah busur panah beserta 66 buah anak panah,satu buah ketapel, satu unit sepeda motor merek Yamaha Vixion, satu unit sepeda motor merek Honda Beat Street dan satu unit sepeda motor merek Honda Revo.
Di samping itu, massa yang berhasil dibubarkan tiba-tiba kembali melakukan penyerangan dengan datang menggunakan dua unit mobil Mitsubishi Strada di Kantor KPU Jayawijaya. Namun, aksi anarkis itu berhasil diamankan oleh personil Polres Jayawijaya dan bantuan kendali operasi (BKO) Brimob yang melaksanakan pengamanan.
Jakarta: Calon Anggota Legislatif (Caleg) Partai Garuda, berinisial YW, diduga memerintahkan 200 orang menyerang kantor
DPRD Jayawijaya,
Papua. Penyerangan dilakukan karena tak terima dengan perolehan suara
Pemilu 2024.
Kapolres Jayawijaya AKBP Heri Wibowo mengatakan hasil suara yang diperoleh di lapangan berbeda pada saat pleno di tingkat kabupaten. Dia mencurigai ada pengalihan suara.
"Dan ia mencurigai suara tersebut dialihkan ke caleg lain," kata Heri melalui keterangan tertulis, Selasa, 12 Maret 2024.
YW tak terima dengan keputusan tersebut. YW meminta kerabatnya melakukan
penyerangan.
"Penyerangan tersebut merupakan perintah YW dengan sasaran utama adalah PPD Distrik Wame," ungkap dia.
Namun, saat ini situasi dipastikan sudah kembali kondusif. Polisi juga masih melakukan penyelidikan dengan memeriksa 14 orang tersebut dengan inisial Pdt. JK (45), TE (19), YK (33), OK (30), PW (37), NW, EW (21), SW (23), HK, YW (18), HW (18) OW (47), MK (25) dan GW (35).
Insiden penyerangan ini terjadi saat rapat pleno rekapitulasi suara Pemilu 2024 tingkat Kabupaten di kantor DPRD Jayawijaya, Senin, 11 Maret 2024 pukul 02.30 WIT. Penyerangan dilakukan oleh lebih kurang 200 simpatisan salah satu caleg.
Penyerangan tersebut terjadi setelah pleno tingkat kabupaten untuk Distrik Wame disetop sementara. Kemudian, masyarakat yang berjumlah kurang lebih 200 orang memaksa masuk ke dalam kantor DPRD.
Selanjutnya langsung melakukan penyerangan menggunakan panah, ketapel dan batu terhadap personel yang melakukan pengamanan. Setelah penyerangan tersebut, personel yang melaksanakan pengamanan langsung melakukan pembubaran.
Aparat menggunakan tindakan dengan mengeluarkan tembakan peringatan serta gas air mata (flashball). Setelah massa berhasil dipukul mundur menggunakan gas air mata, polisi melakukan razia terhadap masyarakat yang berada di sekitar lokasi.
Hasilnya ditemukan lima bilah parang, dua bilah pisau, lima buah busur panah beserta 66 buah anak panah,satu buah ketapel, satu unit sepeda motor merek Yamaha Vixion, satu unit sepeda motor merek Honda Beat Street dan satu unit sepeda motor merek Honda Revo.
Di samping itu, massa yang berhasil dibubarkan tiba-tiba kembali melakukan penyerangan dengan datang menggunakan dua unit mobil Mitsubishi Strada di Kantor KPU Jayawijaya. Namun, aksi anarkis itu berhasil diamankan oleh personil Polres Jayawijaya dan bantuan kendali operasi (BKO) Brimob yang melaksanakan pengamanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)