medcom.id, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku kecolongan terkait alokasi anggaran untuk pengadaan Uninterruptible Power Supply (UPS) APBD Perubahan 2014. Ahok, sapaan Basuki, berdalih saat itu Jakarta belum menerapkan e-budgeting.
"Kan sebelum ada e-budgeting pasti kecolongan. Tapi setelah ada e-budgeting jadi kan berantem dua pihak," ujar Ahok usai diperiksa di Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (25/2/2016).
Kendati mengaku kecolongan, Ahok membantah lalai. Anggaran, kata dia, jadi tanggungjawab Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). "Bukan lalai, bukan lalai. Kan itu di TAPD," ujar Ahok.
Sekadar diketahui, Ahok menerapkan sistem e-budgeting pada APBD DKI 2015. Sistem ini diklaim dapat meminimalisasi peluang korupsi dan dapat mendeteksi dana ‘siluman’.
Ahok diketahui sempat diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi pengadaan UPS di APBDP 2014. Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan lima tersangka. Mereka adalah mantan Kepala Seksi Sarana Prasarana Pendidikan Menengah Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat Alex Usman, mantan Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Pusat Zaenal Soleman.
Kemudian, mantan anggota Komisi E DPRD DKI Fahmi Zulfikar, mantan anggota DPRD DKI Muhammad Firmansyah, dan Dirut PT Offistarindo Adhiprima Harry Lo.
medcom.id, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku kecolongan terkait alokasi anggaran untuk pengadaan
Uninterruptible Power Supply (UPS) APBD Perubahan 2014. Ahok, sapaan Basuki, berdalih saat itu Jakarta belum menerapkan
e-budgeting.
"Kan sebelum ada
e-budgeting pasti kecolongan. Tapi setelah ada
e-budgeting jadi kan berantem dua pihak," ujar Ahok usai diperiksa di Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (25/2/2016).
Kendati mengaku kecolongan, Ahok membantah lalai. Anggaran, kata dia, jadi tanggungjawab Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). "Bukan lalai, bukan lalai. Kan itu di TAPD," ujar Ahok.
Sekadar diketahui, Ahok menerapkan sistem
e-budgeting pada APBD DKI 2015. Sistem ini diklaim dapat meminimalisasi peluang korupsi dan dapat mendeteksi dana ‘siluman’.
Ahok diketahui sempat diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi pengadaan UPS di APBDP 2014. Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan lima tersangka. Mereka adalah mantan Kepala Seksi Sarana Prasarana Pendidikan Menengah Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat Alex Usman, mantan Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Pusat Zaenal Soleman.
Kemudian, mantan anggota Komisi E DPRD DKI Fahmi Zulfikar, mantan anggota DPRD DKI Muhammad Firmansyah, dan Dirut PT Offistarindo Adhiprima Harry Lo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)