Jakarta: Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot Sulistiantoro Dewa Broto menegaskan tidak mengenal mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Hidayat. Hal tersebut disampaikan usai kembali diperiksa oleh Satuan Tugas Anti Mafia Sepak Bola.
"Tadi ada penegasan lagi apakah mengenal sodara Hidayat eks anggota PSSI, saya katakan tidak mengenal sodara Hidayat," ujar Gatot di Bereskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis, 4 April 2019.
Ia menambahkan, hanya beberapa anggota PSSI yang dikenal. Nama Hidayat sendiri tidak asing ditelinganya ketika muncul dalam program acara Mata Najwa di stasiun tv swasta.
"Pak Edy saya kenal, Pak Jokdri saya kenal, Pak Iwan saya kenal, Hidayat saya enggak, Yunus Nusi saya kenal, Pak Condro Kirono saya kenal, Gusti Randa saya kenal, Yuni Rahman saya tidak kenal, Sukawijaya saya tidak kenal, Johar Ling saya tidak kenal, Refrizal saya kenal, Dirk Soplanit saya tidak kenal, Fery Mulyadi saya tidak kenal, pak Yusnizal saya tidak kenal,Cuma itu saja," jelasnya.
Lebih lanjut, pemanggilan Gatot ke Bareskrim untuk memastikan berita acara pemeriksaan (BAP) yang sempat ia buat pada 26 Desember 2018 dan 7 Februari 2019. Ia memastikan tidak ada perubahan dalam BAP tersebut.
Sebelumnya, pada pemeriksaan Februari lalu, Gatot mengingatkan agar PSSI tidak menganggap pengusutan kasus pengaturan skor oleh Satgas Anti-Mafia Sepak Bola sebagai intervensi.
"Saya tekankan pengusutan kasus pengaturan skor ini bukan bentuk intervensi dari pemerintah. "Saya ingatkan kepada PSSI, jangan coba lapor ke FIFA kalau ini bentuk pelanggaran,” kata Gatot di Kantor Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri, Gedung Ombudsman, Jakarta, Kamis, 7 Februari 2019.
Dia menegaskan bahwa satgas berupaya menegakkan hukum dan bukan bentuk campur tangan terhadap internal PSSI. "Jangan sampai pergerakan kepolisian sudah intensif, tapi malah dilaporkan ke FIFA," ujar dia.
"Kami semua tahu, pernyataan Sekjen dan Plt Ketua Umum PSSI itu sepenuhnya mendukung satgas, bahkan ada perjanjian antara PSSI dan Polri," Gatot menambahkan.
Dia juga menanggapi pembentukan Komite Ad-hoc Integritas PSSI. Gatot berharap pembentukan tim itu bisa memberantas mafia pertandingan sepakbola di Indonesia.
"FIFA sudah mengharamkan pengaturan pertandingan dan PSSI sendiri menjunjung statuta FIFA, maka mereka harus konsisten memberantas pengaturan skor," kata dia.
Jakarta: Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot Sulistiantoro Dewa Broto menegaskan tidak mengenal mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Hidayat. Hal tersebut disampaikan usai kembali diperiksa oleh Satuan Tugas Anti Mafia Sepak Bola.
"Tadi ada penegasan lagi apakah mengenal sodara Hidayat eks anggota PSSI, saya katakan tidak mengenal sodara Hidayat," ujar Gatot di Bereskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis, 4 April 2019.
Ia menambahkan, hanya beberapa anggota PSSI yang dikenal. Nama Hidayat sendiri tidak asing ditelinganya ketika muncul dalam program acara Mata Najwa di stasiun tv swasta.
"Pak Edy saya kenal, Pak Jokdri saya kenal, Pak Iwan saya kenal, Hidayat saya enggak, Yunus Nusi saya kenal, Pak Condro Kirono saya kenal, Gusti Randa saya kenal, Yuni Rahman saya tidak kenal, Sukawijaya saya tidak kenal, Johar Ling saya tidak kenal, Refrizal saya kenal, Dirk Soplanit saya tidak kenal, Fery Mulyadi saya tidak kenal, pak Yusnizal saya tidak kenal,Cuma itu saja," jelasnya.
Lebih lanjut, pemanggilan Gatot ke Bareskrim untuk memastikan berita acara pemeriksaan (BAP) yang sempat ia buat pada 26 Desember 2018 dan 7 Februari 2019. Ia memastikan tidak ada perubahan dalam BAP tersebut.
Sebelumnya, pada pemeriksaan Februari lalu, Gatot mengingatkan agar PSSI tidak menganggap pengusutan kasus pengaturan skor oleh Satgas Anti-Mafia Sepak Bola sebagai intervensi.
"Saya tekankan pengusutan kasus pengaturan skor ini bukan bentuk intervensi dari pemerintah. "Saya ingatkan kepada PSSI, jangan coba lapor ke FIFA kalau ini bentuk pelanggaran,” kata Gatot di Kantor Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri, Gedung Ombudsman, Jakarta, Kamis, 7 Februari 2019.
Dia menegaskan bahwa satgas berupaya menegakkan hukum dan bukan bentuk campur tangan terhadap internal PSSI. "Jangan sampai pergerakan kepolisian sudah intensif, tapi malah dilaporkan ke FIFA," ujar dia.
"Kami semua tahu, pernyataan Sekjen dan Plt Ketua Umum PSSI itu sepenuhnya mendukung satgas, bahkan ada perjanjian antara PSSI dan Polri," Gatot menambahkan.
Dia juga menanggapi pembentukan Komite Ad-hoc Integritas PSSI. Gatot berharap pembentukan tim itu bisa memberantas mafia pertandingan sepakbola di Indonesia.
"FIFA sudah mengharamkan pengaturan pertandingan dan PSSI sendiri menjunjung statuta FIFA, maka mereka harus konsisten memberantas pengaturan skor," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)