Jakarta: Polri diminta memperketat pengamanan antiteror selama Ramadan 1442 Hijriah. Momen ini rentan dimanfaatkan kelompok teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) untuk menjalankan amaliah.
“Ramadan perlu khusus diwaspadai,” kata analis intelijen dan terorisme dari Universitas Indonesia (UI), Stanislaus Riyanta, kepada Medcom.id, Senin, 5 April 2021.
Stanislaus menyebut kelompok ISIS menjadikan Bulan Puasa untuk membuat serangan lebih intens. Mereka menganggap serangan selama Ramadan bakal diganjar pahala berkali-kali lipat.
Hal ini disampaikan juru bicara ISIS, Abu Muhammad al-Adnani, pada 2016. Abu menginstruksikan pengikut ISIS yang tidak bisa hijrah ke Suriah melaksanakan amaliah di tempat masing-masing.
Baca: Polisi Tangkap 60 Terduga Teroris dari Sejumlah Daerah
“(Amaliah) dapat diterjemahkan sebagai aksi melakukan serangan pada musuh,” papar Stanislaus.
Pengetatan keamanan di Indonesia, kata Stanislaus, kian mendesak. Pasalnya, kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) telah berbaiat kepada ISIS.
“Saya yakin Polri dan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri sudah tahu hal ini, maka pengamanan diperketat. Bila ada indikasi teror dan cukup bukti, maka ditangkap dengan segera,” tutur dia.
Jakarta: Polri diminta memperketat pengamanan
antiteror selama Ramadan 1442 Hijriah. Momen ini rentan dimanfaatkan kelompok
teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) untuk menjalankan
amaliah.
“Ramadan perlu khusus diwaspadai,” kata analis intelijen dan terorisme dari Universitas Indonesia (UI), Stanislaus Riyanta, kepada
Medcom.id, Senin, 5 April 2021.
Stanislaus menyebut kelompok ISIS menjadikan Bulan Puasa untuk membuat serangan lebih intens. Mereka menganggap serangan selama Ramadan bakal diganjar pahala berkali-kali lipat.
Hal ini disampaikan juru bicara ISIS, Abu Muhammad al-Adnani, pada 2016. Abu menginstruksikan pengikut ISIS yang tidak bisa hijrah ke Suriah melaksanakan amaliah di tempat masing-masing.
Baca:
Polisi Tangkap 60 Terduga Teroris dari Sejumlah Daerah
“(Amaliah) dapat diterjemahkan sebagai aksi melakukan serangan pada musuh,” papar Stanislaus.
Pengetatan keamanan di Indonesia, kata Stanislaus, kian mendesak. Pasalnya, kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) telah berbaiat kepada ISIS.
“Saya yakin Polri dan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri sudah tahu hal ini, maka pengamanan diperketat. Bila ada indikasi teror dan cukup bukti, maka ditangkap dengan segera,” tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)