Irjen Boy Rafli Amar. Foto: MI/Galih P
Irjen Boy Rafli Amar. Foto: MI/Galih P

Deradikalisasi Yayat Dinilai Gagal, Polri Tingkatkan Program Mantan Napi Terorisme

Lukman Diah Sari • 01 Maret 2017 04:16
medcom.id, Jakarta: Yayat Cahdiyat alias Abu Salam, 41, terduga teroris bom panci di Taman Pandawa, Cicendo, Bandung, diketahui sebagai residivis. Yayat pernah ditahan terkait kasus teror dan bebas pada 2014 lalu.
 
Namun, selama mendekam di jeruji besi sejak 2012 tak membuat Yayat bertobat. Yayat justru melancarkan aksi teror pada Senin 27 Februari 2017, pagi, di Taman Pandawa dengan meledakan bom panci.
 
Dia sempat kabur masuk ke kantor Kelurahan Arjuna, dan mencari Densus 88 Antiteror Polri serta meminta rekannya dibebaskan.

Kejadian pada Yayat dinilai program deradikalisasi yang digagas pemerintah sejak 2014 tak berhasil menekan aksi-aksi radikal seperti terorisme. Polri mengakui, program itu belum berhasil sempurna.
 
Kendati begitu, hal itu bakal jadi masukan untuk 'Post Release Program'.
 
"Ini adalah upaya Polri bekerja sama dengan stakeholder lainnya agar mantan napi ini kembali kepada aktivitas normal sebagaimana masyarakat lainnya. Jauh dari kegiatan aksi teror. Dan memang di antara mereka ini mengalami kesulitan untuk beradaptasi dan lakukan aktivitas biasa," beber Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa 28 Februari 2017.
 
Oleh karena itu, kata Boy, pihaknya telah bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Kemenkum HAM, dan Kemensos. Dengan kerja sama itu, diharap bisa menjadi program nyata dan membuat mantan napi tak lagi mengulangi perbuatan serupa.
 
"Ini harus dibarengi dengan deradikalisasi,"  kata mantan Kapolda Banten itu.
 
Jenderal bintang dua itu memaparkan, deradikalisasi akan difokuskan ke mereka yang memiliki paham radikal dan bergabung dalam kelompok serta jaringan radikal. Dengan begitu, paham radikal bisa berkurang secara bertahap.
 
"Kita cukup berhasil, seperti Nasir Abbas mereka yang aktif sekarang melakukan upaya kampanye anti teror. Seperti Ali Imran juga. Jadi ini yang harus kita lakukan. Harus berupaya terus semaksimal mungkin agar mereka tidak kembali ke aktivitas lamanya," ujar dia.
 
Upaya tersebut bukan hanya dilakukan oleh Polri ataupun stakeholder lain. Tapi, masyarakat pun diharap turut menjadi bagian untuk bisa mempersempit berkembangnya kelompok teror.
 
Salah satunya dengan peduli lingkungan dan awas dengan warga di sekitar mereka. "Jangan berikan kesempatan kelompok-kelompok ini untuk eksis di masyarakat. Ini berkaitan dengan agama. Seolah-olah mereka berjuang untuk agama, padahal mereka lakukan tindak kekerasan. Dengan semangat permusuhan dan menyakiti," tandas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan