Terlibat Rasuah, Lukas Enembe Diingatkan Jangan Bersembunyi di Belakang Rakyat
Fachri Audhia Hafiez • 08 Oktober 2022 12:06
Jakarta: Gubernur Papua Lukas Enembe terlibat kasus dugaan suap dan gratifikasi. Lukas yang tak kunjung memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diingatkan untuk menjaga muruah sebagai pemimpin.
"Lukas Enembe sebagai pemimpin seharusnya ada di depan dan berani berkorban untuk masyarakat, bukannya bersembunyi di belakang rakyatnya," kata Ondoafi (Pemimpin Adat) Kampung Abar Sentani Jayapura, Cornelis Doyapo, melalui keterangan tertulis, Sabtu, 8 Oktober 2022.
Dia menyayangkan sikap Lukas yang seolah tak berani menghadapi proses hukum. Apalagi, banyak warga yang melindungi Lukas dan menghalangi proses hukum.
Cornelis menyebut upaya itu tak sesuai dengan aturan hukum. Dia meminta masyarakat Papua yang melindungi Lukas menyudahi aksi mereka dan pulang ke rumah masing-masing.
Menurut Cornelis, upaya melindungi tersangka korupsi merupakan tindakan melawan hukum. Sehingga, ada konsekuensi yang harus ditanggung pembela Lukas.
Di sisi lain, dia menegaskan warga Papua tak perlu menganggap Lukas sebagai kepala suku besar Papua, sehingga perlu melindunginya. Menurut Cornelis, tak ada istilah kepala suku besar yang mencakup seluruh wilayah Papua.
Cornelis menyebut tiap daerah dan suku di Bumi Cenderawasih itu memiliki pimpinan sendiri-sendiri.
"Lukas Enembe hanya dikenal sebagai gubernur bukan kepala suku besar Papua," tegas Cornelis.
Dia mengatakan warga Papua sejatinya cinta damai dan tak ingin terganggu dengan kepentingan politik. Apalagi dilibatkan dalam membela Lukas.
"Tidak ingin karena masalah hukum yang menjerat Lukas Enembe dijadikan ke politik dengan berusaha menjadikan Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Papua, itu tidak benar," ujar Cornelis.
Lukas Enembe sudah dua kali dipanggil KPK. Pertama, dia dipanggil sebagai saksi pada 12 September 2022. Ia tidak hadir pada pemanggilan di Markas Brimob Jayapura tersebut dengan alasan sakit.
Pemanggilan kedua, Lukas dipanggil sebagai tersangka pada Senin, 26 September 2022. Namun, Lukas kembali mangkir dengan alasan sakit.
Jakarta: Gubernur Papua Lukas Enembe terlibat kasus dugaan suap dan gratifikasi. Lukas yang tak kunjung memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diingatkan untuk menjaga muruah sebagai pemimpin.
"Lukas Enembe sebagai pemimpin seharusnya ada di depan dan berani berkorban untuk masyarakat, bukannya bersembunyi di belakang rakyatnya," kata Ondoafi (Pemimpin Adat) Kampung Abar Sentani Jayapura, Cornelis Doyapo, melalui keterangan tertulis, Sabtu, 8 Oktober 2022.
Dia menyayangkan sikap Lukas yang seolah tak berani menghadapi proses hukum. Apalagi, banyak warga yang melindungi Lukas dan menghalangi proses hukum.
Cornelis menyebut upaya itu tak sesuai dengan aturan hukum. Dia meminta masyarakat Papua yang melindungi Lukas menyudahi aksi mereka dan pulang ke rumah masing-masing.
Menurut Cornelis, upaya melindungi tersangka korupsi merupakan tindakan melawan hukum. Sehingga, ada konsekuensi yang harus ditanggung pembela Lukas.
Di sisi lain, dia menegaskan warga Papua tak perlu menganggap Lukas sebagai kepala suku besar Papua, sehingga perlu melindunginya. Menurut Cornelis, tak ada istilah kepala suku besar yang mencakup seluruh wilayah Papua.
Cornelis menyebut tiap daerah dan suku di Bumi Cenderawasih itu memiliki pimpinan sendiri-sendiri.
"Lukas Enembe hanya dikenal sebagai gubernur bukan kepala suku besar Papua," tegas Cornelis.
Dia mengatakan warga Papua sejatinya cinta damai dan tak ingin terganggu dengan kepentingan politik. Apalagi dilibatkan dalam membela Lukas.
"Tidak ingin karena masalah hukum yang menjerat Lukas Enembe dijadikan ke politik dengan berusaha menjadikan Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Papua, itu tidak benar," ujar Cornelis.
Lukas Enembe sudah dua kali dipanggil KPK. Pertama, dia dipanggil sebagai saksi pada 12 September 2022. Ia tidak hadir pada pemanggilan di Markas Brimob Jayapura tersebut dengan alasan sakit.
Pemanggilan kedua, Lukas dipanggil sebagai tersangka pada Senin, 26 September 2022. Namun, Lukas kembali mangkir dengan alasan sakit. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)