Vaksin palsu berlabel resmi Kementerian Kesehatan. Foto: MTVN/Nur Azizah
Vaksin palsu berlabel resmi Kementerian Kesehatan. Foto: MTVN/Nur Azizah

Dinkes Bekasi Segera Verifikasi Rumah Sakit Pengguna Vaksin Palsu

Damar Iradat • 14 Juli 2016 22:06
medcom.id, Jakarta: Dinas Kesehatan Kota Bekasi segera merespons laporan dari Kementerian Kesehatan perihal empat rumah sakit swasta yang beroperasi di wilayahnya yang terindikasi menggunakan vaksin palsu.
 
"Respons kami melakukan verifikasi terkait kebenaran kabar tersebut," ungkap Sekretaris Dinkes Kota Bekasi Tety Manurung, Kamis (14/7/2016), seperti dikutip dari Antara.
 
Pihak Dinkes Bekasi akan mendatangi satu per satu rumah sakit tersebut. Adapun, rumah sakit swasta yang teridentifikasi sebagai pengguna vaksin palsu yakni RS Sayang Bunda di Pondok Ungu, Bekasi utara; RS Permata di Kecamatan Mustikajaya; RS Elisabeth di Narogong, dan RS Hosana Medica Bekasi di Rawalumbu.

Tety mengatakan, upaya verifikasi kebenaran kabar tersebut bukan hal mudah. Sebab, butuh waktu cukup lama yang harus ditempuh pihaknya.
 
"Kami akan menulusuri sejak kapan dia (manajemen rumah sakit) memesan vaksin itu serta siapa saja konsumennya," katanya.
 
Keempat rumah sakit itu diindikasikan menyuntikan vaksin palsu jenis anti tetanus serum (ats), anti difteri serum (ads) dan anti bisa ular (abu), serta purified protein derivative (PPD). Keempat vaksin itu dipalsukan karena harganya cukup mahal dan bukanlah vaksin dasar yang selama ini gratis dari pemerintah.
 
Tety menduga para pelaku melihat peluang itu. Lantas, para tersangka menjual vaksin palsu dengan harga yang lebih murah sekira Rp300 ribu hingga Rp400 ribu dari harga normal.
 
"Seperti vaksin ats, kalau dijual seharga Rp115 ribu per kemasan, ads Rp868 ribu per kemasan dan abu Rp430 ribu per kemasan. Harga itu belum termasuk PPN dan ongkos distribusi," katanya.
 
Ia menambahkan, selain rumah sakit swasta, kata Tety, pihaknya juga akan memverifikasi sekitar 300 klinik yang beroprasional di wilayah itu. Dinkes Bekasi akan bergerak segera mungkin, lantaran, khawatir data dan bukti perihal tudingan penggunaan vaksin palsu sudah dimusnahkan pihak-pihak yang diduga terlibat.
 
Dalam rapat kerja dengan Komisi IX siang tadi Menteri Kesehatan Nila Juwita F. Moeloek membeberkan 14 rumah sakit yang menggunakan vaksin palsu. Selain rumah sakit ada enam bidan dan dua klinik yang juga menggunakan vaksin palsu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan