Jenderal polisi-- Antara/Adimaja
Jenderal polisi-- Antara/Adimaja

Ada Tiga Kelompok yang Ngebet Kuasai Polri

Tri Kurniawan • 29 Januari 2015 11:19
medcom.id, Jakarta: Konflik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)-Polri berawal dari perang bintang di internal Korps Bhayangkara. LSM Indonesia Police Watch (IPW) menyebut ada tiga kelompok di Polri yang tak rela Komjen Budi Gunawan jadi kapolri.
 
"Kelompok pertama, ada perwira tinggi yang tak rela Jenderal Sutarman diganti," kata Presidium IPW, Neta S Pane kepada Metrotvnews.com, di Jakarta, Kamis (29/1/2015).
 
Kelompok kedua, ada jenderal yang merasa dirinya lebih pantas menjadi kapolri, karena juga punya akses ke partai pendukung Presiden Joko Widodo. Kelompok ketiga berharap mendapat 'durian runtuh' dari konflik kelompok pertama dan kedua.

"Ini penyebab konflik di internal menjelang Budi Gunawan menjadi calon kapolri. Kami tidak rela ini diseret keluar, KPK diperalat," ujarnya.
 
Namun, dia menyampaikan, oknum di KPK juga ada yang menaruh dendam kepada Budi Gunawan. Oknum di Polri semakin mudah menumbangkan Budi. "Jadi klop permusuhan itu."
 
Perang bintang di Polri melibatkan jenderal lulusan Akademi Kepolisian angkatan 1981, beberapa jenderal lulusan 1982, dan lulusan 1983. Dia menilai, kubu-kubuan di Polri hingga saat ini masih ada.
 
"Gerbong itu sudah ada sejak masih duduk di Akpol. Polarisasinya makin tajam ketika mereka duduk di posisi strategis. Konflik antar akpol nonakpol, konflik antara angkatan, konflik polisi laki dan perempuan," terangnya.
 
Neta menilai, setiap pergantian pemimpin di Polri selalu terjadi friksi. Namun, tidak pernah dibawa sampai keluar institusi. Isu rekening gendut jenderal membuka jalan untuk menyeret kasus ini ke KPK.
 
"Kalau KPK benar mau memroses kasus ini, seharusnya tidak hanya Budi Gunawan. Kan ada 32 jenderal yang diduga punya rekening mencurigakan," ulasnya.
 
Terkait kabar seorang perwira polisi pangkat Brigjen yang diduga menjadi operator Polri untuk menyeret Budi Gunawan ke KPK, Neta tak mau komentar. "Kalau itu saya tidak mau menyebut nama," tukasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan