Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bakal mengusut kemungkinan ada pungutan liar (pungli) di tiga rumah tahanan (rutan) yang dikelolanya. Baru permainan kotor di Rutan KPK cabang Gedung Merah Putih yang terbongkar.
"KPK kan memiliki empat rutan dan semuanya masih proses pemeriksaan apakah hanya menyasar objeknya kepada rutan yang di sini ataupun di luar," kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron di Jakarta, Jumat, 23 Juni 2023.
Tiga rutan lain, yakni Rutan KPK cabang Gedung C1 atau gedung lama KPK, rutan KPK cabang Pomdam Jaya Guntur, dan Rutan KPK cabang Puspomal. Pendalaman penting untuk mengusut tuntas permainan kotor tersebut.
"Itu semuanya masih proses," ucap Ghufron.
Dewas KPK mengungkap ada pungutan liar di dalam rutan yang dikelola Lembaga Antirasuah. Puluhan pegawai diyakini terlibat.
"Diduga yang terlibat bahkan puluhan pegawai Rutan KPK," kata anggota Dewas KPK Syamsuddin Haris melalui keterangan tertulis, Selasa, 20 Juni 2023.
Syamsuddin enggan memerinci total pastinya. Masyarakat diminta bersabar dan menyerahkan kepada KPK untuk menyelidiki.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (
KPK) bakal mengusut kemungkinan ada pungutan liar (
pungli) di tiga rumah tahanan (
rutan) yang dikelolanya. Baru permainan kotor di Rutan KPK cabang Gedung Merah Putih yang terbongkar.
"KPK kan memiliki empat rutan dan semuanya masih proses pemeriksaan apakah hanya menyasar objeknya kepada rutan yang di sini ataupun di luar," kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron di Jakarta, Jumat, 23 Juni 2023.
Tiga rutan lain, yakni Rutan KPK cabang Gedung C1 atau gedung lama KPK, rutan KPK cabang Pomdam Jaya Guntur, dan Rutan KPK cabang Puspomal. Pendalaman penting untuk mengusut tuntas permainan kotor tersebut.
"Itu semuanya masih proses," ucap Ghufron.
Dewas KPK mengungkap ada pungutan liar di dalam rutan yang dikelola Lembaga Antirasuah. Puluhan pegawai diyakini terlibat.
"Diduga yang terlibat bahkan puluhan pegawai Rutan KPK," kata anggota Dewas KPK Syamsuddin Haris melalui keterangan tertulis, Selasa, 20 Juni 2023.
Syamsuddin enggan memerinci total pastinya. Masyarakat diminta bersabar dan menyerahkan kepada KPK untuk menyelidiki.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)