medcom.id, Jakarta: Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Irman Gusman terbilang lantang menyuarakan antikorupsi di Indonesia. Namun pada Sabtu 17 September, Irman terjerat operasi tangkap tangan (OTT) terkait tindak pidana korupsi.
Dini hari tadi, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendatangi rumah Irman di rumah dinasnya di Widya Chandra, Jakarta. Penyidik menangkap Irman terkait kasus suap.
Selain Irman, penyidik juga menggelandang tiga orang ke markas KPK di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta. Penyidik lantas memeriksa mereka terkait kasus tersebut.
Penangkapan Irman merupakan kabar mengejutkan. Sebab, Irman cukup getol menyuarakan pemberantasan korupsi. Malah, saat menghadiri sebuah kegiatan antikorupsi di Bandung pada 2015, Irman menyetujui hukuman mati pada koruptor di Indonesia. Menurut Irman, KPK merupakan ujung tombak memberanguskan KPK.
(Gedung KPK di Jakarta, Metrotv)
Begitu juga dengan anggota DPD RI asal Sulawesi Utara, Asri Anas. Menurut Asri, penangkapan Irman itu janggal. Sebab, DPD tidak pernah berurusan dengan anggaran dan proyek.
"Saya tahu benar, Pak Irman dan DPD berteriak dan memberikan dukungan penuh pada KPK," kata Asri dalam wawancara bersama Metro TV.
Sebelum terjun ke dunia politik, Irman merupakan pengusaha ulung. Pada 1988, Irman terjun ke bisnis milik keluarga PT Khage Lestari Timber.
Tugasnya di peruahaan itu tak mudah. Yaitu mengembalikan perusahaan dari kondisi terjerat utang.
Berbekal ilmu ekonomi yang didapat dari Graduate School of Business, University of Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat, kondisi keuangan perusahaan kayu itu membaik. Bahkan, perusahaan dapat mengekspor komoditi.
Tak hanya itu, Irman juga mendirikan Padang Industrial Park di lahan seluas 200 hektare di ... Ia menjabat sebagai Komisaris Utama Perusahaan.
(Ketua DPD RI Irman Gusman dan petinggi KPK menandatangani MoU pemberantasan korupsi, MI - Susanto)
Alumnus Universitas Kristen Indonesia itu menjajaki karier politik pada 1999. Ia sukses duduk di kursi anggota MPR utusan Sumatera Barat, atas pencalonan Fraksi TNI/Polri pada tahun 1999 – 2004. Karier politiknya pun berlanjut dengan menduduki Wakil Ketua Fraksi Utusan Daerah (FUD) MPR RI pada tahun 2002 – 2004.
Irman merupakan tokoh politik yang menggagas pembentukan DPD RI di parlemen. Ia beralasan DPD dapat membantu percepatan pembangunan daerah.
Pria kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat, 11 Februari 1962 itu memulai karier politik pada 1999. Ia menjadi anggota MPR RI mewakili Sumatera Barat.
Pada Pemilu 2004, ayah tiga anak itu menggagas pembentukan DPD RI. Ia lalu menjadi anggota DPD dan menjadi Wakil Ketua DPD RI.
(Ketua DPD RI Irman Gusman berjabat tangan dengan mantan Dubes AS untuk RI Robert Blake di Kompleks Parlemen Senayan, 13 Juli 2016, MI - M Irfan)
Pada periode kedua DPD, Irman terpilih menjadi ketua. Irman memenangka pemungutan suara dalam rapat paripurna DPD pada 2 Januari 2009. Ia berhasil menggalang 81 suara. Sementara pesaingnya, Laode Ida mendapat 46 suara.
Lalu pada pemilihan periode ketiga, 2 Oktober 2014, Irman kembali terpilih menjadi ketua. Proses pemilihan berlangsung alot. Saat itu, Oesman Sapta Oedang (OSO), yang masih menjabat sebagai anggota DPD asal Kalimantan Barat, mengibaratkan pemilihan ketua bagai sebuah pertandingan.
Baca: Oso Umpamakan Pemilihan Ketua DPD RI Bagai Sebuah Pertandingan
"Siapapun yang mencalonkan dan mengklaim dapat dukungan merupakan hal yang lumrah," kata OSO yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI.
Berikut jejak karier Irman di parlemen:
- 1999: Anggota MPR perwakilan Sumatera Barat
- 2004-2009: Wakil Ketua DPD RI
- 2009-2015: Ketua DPD RI
- 2015-2019: Ketua DPD RI
Pendidikan:
- Strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia. Lulus pada 1985
- Strata 2 School of Business, University of Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat. Program MBA dan konsentrasi marketing. Lulus pada 1987
medcom.id, Jakarta: Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Irman Gusman terbilang lantang menyuarakan antikorupsi di Indonesia. Namun pada Sabtu 17 September, Irman terjerat operasi tangkap tangan (OTT) terkait tindak pidana korupsi.
Dini hari tadi, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendatangi rumah Irman di rumah dinasnya di Widya Chandra, Jakarta. Penyidik menangkap Irman terkait kasus suap.
Selain Irman, penyidik juga menggelandang tiga orang ke markas KPK di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta. Penyidik lantas memeriksa mereka terkait kasus tersebut.
Penangkapan Irman merupakan kabar mengejutkan. Sebab, Irman cukup getol menyuarakan pemberantasan korupsi. Malah, saat menghadiri sebuah kegiatan antikorupsi di Bandung pada 2015, Irman menyetujui hukuman mati pada koruptor di Indonesia. Menurut Irman, KPK merupakan ujung tombak memberanguskan KPK.
(Gedung KPK di Jakarta, Metrotv)
Begitu juga dengan anggota DPD RI asal Sulawesi Utara, Asri Anas. Menurut Asri, penangkapan Irman itu janggal. Sebab, DPD tidak pernah berurusan dengan anggaran dan proyek.
"Saya tahu benar, Pak Irman dan DPD berteriak dan memberikan dukungan penuh pada KPK," kata Asri dalam wawancara bersama
Metro TV.
Sebelum terjun ke dunia politik, Irman merupakan pengusaha ulung. Pada 1988, Irman terjun ke bisnis milik keluarga PT Khage Lestari Timber.
Tugasnya di peruahaan itu tak mudah. Yaitu mengembalikan perusahaan dari kondisi terjerat utang.
Berbekal ilmu ekonomi yang didapat dari Graduate School of Business, University of Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat, kondisi keuangan perusahaan kayu itu membaik. Bahkan, perusahaan dapat mengekspor komoditi.
Tak hanya itu, Irman juga mendirikan Padang Industrial Park di lahan seluas 200 hektare di ... Ia menjabat sebagai Komisaris Utama Perusahaan.
(Ketua DPD RI Irman Gusman dan petinggi KPK menandatangani MoU pemberantasan korupsi, MI - Susanto)
Alumnus Universitas Kristen Indonesia itu menjajaki karier politik pada 1999. Ia sukses duduk di kursi anggota MPR utusan Sumatera Barat, atas pencalonan Fraksi TNI/Polri pada tahun 1999 – 2004. Karier politiknya pun berlanjut dengan menduduki Wakil Ketua Fraksi Utusan Daerah (FUD) MPR RI pada tahun 2002 – 2004.
Irman merupakan tokoh politik yang menggagas pembentukan DPD RI di parlemen. Ia beralasan DPD dapat membantu percepatan pembangunan daerah.
Pria kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat, 11 Februari 1962 itu memulai karier politik pada 1999. Ia menjadi anggota MPR RI mewakili Sumatera Barat.
Pada Pemilu 2004, ayah tiga anak itu menggagas pembentukan DPD RI. Ia lalu menjadi anggota DPD dan menjadi Wakil Ketua DPD RI.

(Ketua DPD RI Irman Gusman berjabat tangan dengan mantan Dubes AS untuk RI Robert Blake di Kompleks Parlemen Senayan, 13 Juli 2016, MI - M Irfan)
Pada periode kedua DPD, Irman terpilih menjadi ketua. Irman memenangka pemungutan suara dalam rapat paripurna DPD pada 2 Januari 2009. Ia berhasil menggalang 81 suara. Sementara pesaingnya, Laode Ida mendapat 46 suara.
Lalu pada pemilihan periode ketiga, 2 Oktober 2014, Irman kembali terpilih menjadi ketua. Proses pemilihan berlangsung alot. Saat itu, Oesman Sapta Oedang (OSO), yang masih menjabat sebagai anggota DPD asal Kalimantan Barat, mengibaratkan pemilihan ketua bagai sebuah pertandingan.
Baca: Oso Umpamakan Pemilihan Ketua DPD RI Bagai Sebuah Pertandingan
"Siapapun yang mencalonkan dan mengklaim dapat dukungan merupakan hal yang lumrah," kata OSO yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI.
Berikut jejak karier Irman di parlemen:
- 1999: Anggota MPR perwakilan Sumatera Barat
- 2004-2009: Wakil Ketua DPD RI
- 2009-2015: Ketua DPD RI
- 2015-2019: Ketua DPD RI
Pendidikan:
- Strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia. Lulus pada 1985
- Strata 2 School of Business, University of Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat. Program MBA dan konsentrasi marketing. Lulus pada 1987
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(RRN)