Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Tujuh orang diamankan dalam operasi senyap itu, dua di antaranya Wali Kota Kendari Adriatma Dwi Putra (ADP) dan sang ayah Asrun yang merupakan mantan Wali Kota Kendari dua periode.
Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan, dari ketujuh orang itu hanya empat yang diterbangkan ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan intensif di markas anti-rasuah. Empat orang itu yakni Adriatma, Asrun, serta dua pihak swasta.
"Yang bersangkutan sedang dibawa ke Jakarta," kata Agus di Gedung KPK, Jakarta, Rabu, 28 Februari 2018.
Agus belum mau merinci soal kasus yang menyeret keempat orang tersebut. Menurutnya, semua informasi soal penangkapan itu akan disampaikan dalam konferensi pers yang akan digelar Kamis.
"Besok ada konpers mengenai itu jadi harap anda tunggu mudah-mudahan konpers enggak terlalu malam," ucap dia.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah membeberkan sedikit praktik suap yang dibongkar tim penindakan. Dia mengatakan, kasus ini berkaitan dengan sejumlah proyek yang ada di lingkungan Pemkot Kendari.
Diduga, pihak swasta yang ikut diamankan itu sudah beberapa kali menggarap proyek di Pemkot Kendari. Bahkan, pada anggaran tahun ini perusahaan itu pun kembali memenangkan proyek wilayah kekuasaan Adriatma dan Asrun tersebut.
"Kita identifikasi ada interaksi itu sampai ketika ada transaksi keuangan kemudian tim bergerak dan mengamankan sejumlah pihak untuk melakukan klarifikasi," pungkas Febri.
Asrun sendiri merupakan ayah dari Adriatma. Asrun diketahui pernah menjabat sebagai Wali Kota Kendari selama dua periode yakni 2007-2012 dan 2012-2017. Asrun kemudian 'mewariskan' tahtanya kepada Adriatma dengan wakilnya Sulkarnain Kadir yang terpilih pada Pilkada serentak 2017 lalu.
Setelah menjabat dua periode, kini Asrun yang didampingi Hugua maju sebagai calon Gubernur dalam Pilgub Sulawesi Tenggara 2018. Keduanya merupakan calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang diusung oleh PAN, PDI Perjuangan, PKS, Partai Hanura dan Partai Gerindra.
Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Tujuh orang diamankan dalam operasi senyap itu, dua di antaranya Wali Kota Kendari Adriatma Dwi Putra (ADP) dan sang ayah Asrun yang merupakan mantan Wali Kota Kendari dua periode.
Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan, dari ketujuh orang itu hanya empat yang diterbangkan ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan intensif di markas anti-rasuah. Empat orang itu yakni Adriatma, Asrun, serta dua pihak swasta.
"Yang bersangkutan sedang dibawa ke Jakarta," kata Agus di Gedung KPK, Jakarta, Rabu, 28 Februari 2018.
Agus belum mau merinci soal kasus yang menyeret keempat orang tersebut. Menurutnya, semua informasi soal penangkapan itu akan disampaikan dalam konferensi pers yang akan digelar Kamis.
"Besok ada konpers mengenai itu jadi harap anda tunggu mudah-mudahan konpers enggak terlalu malam," ucap dia.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah membeberkan sedikit praktik suap yang dibongkar tim penindakan. Dia mengatakan, kasus ini berkaitan dengan sejumlah proyek yang ada di lingkungan Pemkot Kendari.
Diduga, pihak swasta yang ikut diamankan itu sudah beberapa kali menggarap proyek di Pemkot Kendari. Bahkan, pada anggaran tahun ini perusahaan itu pun kembali memenangkan proyek wilayah kekuasaan Adriatma dan Asrun tersebut.
"Kita identifikasi ada interaksi itu sampai ketika ada transaksi keuangan kemudian tim bergerak dan mengamankan sejumlah pihak untuk melakukan klarifikasi," pungkas Febri.
Asrun sendiri merupakan ayah dari Adriatma. Asrun diketahui pernah menjabat sebagai Wali Kota Kendari selama dua periode yakni 2007-2012 dan 2012-2017. Asrun kemudian 'mewariskan' tahtanya kepada Adriatma dengan wakilnya Sulkarnain Kadir yang terpilih pada Pilkada serentak 2017 lalu.
Setelah menjabat dua periode, kini Asrun yang didampingi Hugua maju sebagai calon Gubernur dalam Pilgub Sulawesi Tenggara 2018. Keduanya merupakan calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang diusung oleh PAN, PDI Perjuangan, PKS, Partai Hanura dan Partai Gerindra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)