Polri: Anton Gobay Lulusan Sekolah Penerbangan Filipina
Siti Yona Hukmana • 12 Januari 2023 12:09
Jakarta: Polri mendapat informasi baru terkait Anton Gobay (AG), warga Indonesia asal Papua yang ditangkap di Filipina atas kepemilikan senjata api ilegal. Anton pernah mengenyam pendidikan di sekolah penerbangan Filipina selama tiga tahun.
"Didapatkan informasi bahwa AG pernah mengenyam pendidikan penerbang di perusahaan Asia Aviation Academy (AAA) dari Tahun 2015 dan lulus Tahun 2018" kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Kamis, 12 Januari 2023.
Dedi mengatakan aktivitas Anton tak diketahui setelah lulus dari sekolah tersebut. Kegiatannya baru terungkap setelah ditangkap Kepolisian Filipina.
"Baru ditemukan adanya ID bahwa AG pernah bekerja di perusahan maskapai Topflite," ungkap Dedi.
Dedi menyebut saat ini Tim Polri sedang berada di Manila, Filipina menuju KBRI untuk melakukan konsolidasi dengan jajaran KBRI Manila. Sekaligus menerima arahan dari Duta Besar RI.
Tim Polri juga akan bertemu dengan Kepolisian Nasional Filipina (Phillipines National Police) dalam rangka kerja sama penanganan Anton Gobay. Warga Indonesia asal Papua itu saat ini ditahan di wilayah Provinsi Sarangani setelah ditangkap aparat penegak hukum Filipina.
"Karena terlibat kasus dugaan penggunaan senjata api ilegal yang kemungkinan akan diselundupkan di Indonesia," ujar Dedi.
Anton Gobay ditangkap Kepolisian Filipina terkait kepemilikan senjata api laras panjang ilegal pada Sabtu, 7 Januari 2023. Pilot Indonesia yang bekerja di Filipina itu ditangkap bersama dua warga lokal di Provinsi Sarangani, Filipina.
Dalam penangkapan tersebut Polisi Filipina turut menyita barang bukti berupa senjata api laras panjang. Di antaranya 10 unit Colt AR-15, sebuah Para Riffle 9mm, 20 buah magasine, dan 10 buah senjata yang belum dirakit.
Teranyar, diketahui Anton membeli 10 senjata laras panjang jenis M4 kaliber 5,56 mm tanpa amunisi senilai 50 ribu Peso dan dua pucuk senjata api laras pendek jenis Ingram dengan kaliber 9 mm senilai 45 ribu Peso, tanpa amunisi. Senjata ilegal itu dibeli dari seseorang yang tak disebutkan identitasnya di wilayah Danao City, Provinsi Cebu, Filipina.
Senjata itu hendak dibawa ke Papua untuk mendukung kegiatan organisasi Papua. Yakni, kelompok kriminal bersenjata (KKB). Anton juga diketahui memiliki seorang istri yang bekerja sebagai perawat dan dua orang anak perempuan di Papua.
Jakarta: Polri mendapat informasi baru terkait Anton Gobay (AG), warga Indonesia asal Papua yang ditangkap di Filipina atas kepemilikan senjata api ilegal. Anton pernah mengenyam pendidikan di sekolah penerbangan Filipina selama tiga tahun.
"Didapatkan informasi bahwa AG pernah mengenyam pendidikan penerbang di perusahaan Asia Aviation Academy (AAA) dari Tahun 2015 dan lulus Tahun 2018" kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Kamis, 12 Januari 2023.
Dedi mengatakan aktivitas Anton tak diketahui setelah lulus dari sekolah tersebut. Kegiatannya baru terungkap setelah ditangkap Kepolisian Filipina.
"Baru ditemukan adanya ID bahwa AG pernah bekerja di perusahan maskapai Topflite," ungkap Dedi.
Dedi menyebut saat ini Tim Polri sedang berada di Manila, Filipina menuju KBRI untuk melakukan konsolidasi dengan jajaran KBRI Manila. Sekaligus menerima arahan dari Duta Besar RI.
Tim Polri juga akan bertemu dengan Kepolisian Nasional Filipina (Phillipines National Police) dalam rangka kerja sama penanganan Anton Gobay. Warga Indonesia asal Papua itu saat ini ditahan di wilayah Provinsi Sarangani setelah ditangkap aparat penegak hukum Filipina.
"Karena terlibat kasus dugaan penggunaan senjata api ilegal yang kemungkinan akan diselundupkan di Indonesia," ujar Dedi.
Anton Gobay ditangkap Kepolisian Filipina terkait kepemilikan senjata api laras panjang ilegal pada Sabtu, 7 Januari 2023. Pilot Indonesia yang bekerja di Filipina itu ditangkap bersama dua warga lokal di Provinsi Sarangani, Filipina.
Dalam penangkapan tersebut Polisi Filipina turut menyita barang bukti berupa senjata api laras panjang. Di antaranya 10 unit Colt AR-15, sebuah Para Riffle 9mm, 20 buah magasine, dan 10 buah senjata yang belum dirakit.
Teranyar, diketahui Anton membeli 10 senjata laras panjang jenis M4 kaliber 5,56 mm tanpa amunisi senilai 50 ribu Peso dan dua pucuk senjata api laras pendek jenis Ingram dengan kaliber 9 mm senilai 45 ribu Peso, tanpa amunisi. Senjata ilegal itu dibeli dari seseorang yang tak disebutkan identitasnya di wilayah Danao City, Provinsi Cebu, Filipina.
Senjata itu hendak dibawa ke Papua untuk mendukung kegiatan organisasi Papua. Yakni, kelompok kriminal bersenjata (KKB). Anton juga diketahui memiliki seorang istri yang bekerja sebagai perawat dan dua orang anak perempuan di Papua. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)