Pengungkapan Kasus Pelecehan Seksual Perlu Bukti Kuat

Jakarta: Kriminolog Reza Indragiri menyoroti kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap salah satu pegawai di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Reza menilai perlu bukti kuat dari korban agar bisa diusut tuntas. Reza menuturkan kejahatan seksual merupakan salah satu kejahatan yang paling sulit diungkap. Sebab, ada jarak waktu berjauhan antara kejadian dan munculnya keberanian mencari pertolongan. Sehingga, barang bukti terlanjur hilang. "Hukum bekerja dengan azas pembuktian. Apa bukti yang korban punya? Tanpa itu, proses hukum akan mandek. Malah korban bisa menjadi sasaran reviktimisasi (serangan balik, termasuk pelaporan ke polisi) oleh nama-nama yang dia sebut," kata Reza kepada Media Indonesia, Jumat, 3 September 2021. Sejumlah sanksi menanti bila kasus bisa dibuktikan. Misalnya, pelaku wajib dipecat secara tidak terhormat, sanksi pidana, hingga sanksi sosial. Polres Metro Jakarta Pusat telah memeriksa korban pelecehan seksual dan perundungan terhadap MSA. Pelaku terancam Pasal 289 dan 281 KUHP jo Pasal 335. Namun, Wakil Kepala Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Setyo mengatakan penerapan pasal tersebut masih sebatas dugaan. Sehingga masih harus ada tindak lanjut pemeriksaan. "Itu pasal yang kami terapkan masih sebatas dugaan. Akan kami tindaklanjuti, kami akan buat terang kejadian ini," kata dia. (Baca: Pelaku Pelecehan Pegawai KPI Terancam Pasal Berlapis) Hai Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk  https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/Ovo @Rp 50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkesan. Salam hangat.