Menhub: Kasus Pelecehan Petugas Bandara Memalukan

Jakarta: Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyesalkan kasus pelecahan seksual yang dilakukan petugas rapid test di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Tindakan petugas itu dinilai memalukan bagi dunia penerbangan. "Petugas rapid yang melakukan tindakan yang tidak menyenangkan atau tidak baik dalam beberapa jam sudah tersebar ke seluruh Tanah Air dan itu satu tindakan yang memalukan," kata Budi dalam webinar 'Resiliensi Kinerja dan Srategi Pemulihan Bisnis Transportasi Udara', Jakarta, Rabu, 23 September 2020. Budi mengingatkan petugas bandara di mana pun untuk tidak melakukan tindakan tercela kepada penumpang. Dia juga meminta protokol kesehatan pencegahan covid-19 (korona) dikawal bersama-sama. "Teman-teman (di) bandara tidak boleh melakukan kegiatan yang menodai pekerjaan," kata Budi. Ia menuturkan sektor penerbangan mulai bangkit perlahan di masa pandemi. Budi meminta pihak otoritas penerbangan bandara menjaga kepercayaan publik soal keamanan dan keselamatan selama di bandara dan penerbangan. "Banyak masyarakat yang dihinggapi rasa takut terpapar covid-19. Harus dikawal saat mereka datang ke bandara. Kita enggak mau unit kerja ini mengakibatkan orang terpapar atau punya rasa takut," tegas Budi. Sebelumnya, LHI, 23, mengaku menjadi korban pelecehan seksual dokter, Eko Firstson Yuswardinata S, saat menjalani rapid test di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. LHI menceritakan peristiwa itu melalui akun Twitter pribadinya @listongs.     Dia mengaku mendapat hasil reaktif setelah dilakukan rapid test. EKo kemudian menawarkan mengganti hasil rapid test tersebut menjadi non-reaktif. Korban setuju. Belakangan, dia diminta uang dan mentransfer Rp1,4 juta kepada Eko. Kemudian, LHI dilecehkan oleh Eko. PT Kimia Farma sudah membebastugaskan Eko. Tersangka tak lagi bekerja sebagai petugas rapid test di Bandara Soetta.